Breaking News
Loading...
Jumat, 27 Maret 2015

5 Kebudayaan Betawie

05.24
5 Kebudayaan Betawie
betawi punyaa gaye


Suku Betawi berasal dari persilangan antar etnis dan bangsa bada masa lalu, secara biologis mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan campuran aneka suku dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia. 
dan disini saya akan menginformasikan kesenian khas Betawi.
berikut 5 Kesenian Betawi ;




Awal mula Gambang Kromong ini adalah dari seklompok group Musik yang dimainkan oleh beberapa orang pribumi yang sebagian besar bekerja di perkebunan milik Nie Hu Kong yang dibantu oleh kedua orang wanita keturunan China, Kesenian Gambang Kromong berkembang pada abad 18, khususnya di sekitaran daerah Tangerang.

Pada awalnya lagu yang dibawakan adalah lagu-lagu China, yang pada istilah zaman sekarang adalah Klasik semacam ini disebut Phobin, Jali-Jali Bunga Siantan, Cente Manis, dan Renggong Buyut.ini adalah lagu Gambang Kromong muatan lokal yang masih kental unsur klasiknya.

Berkat sentuhan kreativitas seniman Betawi legendaris Almarhum H. Benyamin Syueb bin Jiung Pada tahun 70an Gambang Kromong sempat populer keberadaannya, Jadilah Gambang Kromong yang bisa kita dengar dan lihat jaman sekarang karena sentuhan berbagai aliran musik yang ada, 
Biasanya Gambang Kromong ini tampil di hampir di setiap acara hajatan atau "kriya'an" yang ada di tiap kampung Betawi, mencantumkan Gambang Kromong sebagai menu hidangan musik yanh paling utamaSeniman Gambang Kromong yang dikenal selain H. Benyamin Syueb adalah Nirin Kumpul, H. Jayadi dan bapak Nya'at

2. Lenong Betawi



Ada Dua jenis dalam Lenong Betawi ini yaitu Lenong Denes yang bercerta tentang kaum menengah keatas, dan Lenong Preman yang bercerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari ataupun dunia jagoan, Biasanya Lenong Denes Menggunakan Bahasa yang lebih sopan berbeda dengan Lenong Preman yang menggunakan Bahasa agak kasar, Teater rakyat khas Betawi yang dikenal sejak tahun 1920-an ini mendapatkan pengaruh kebudayaan Melayu. 


Tari topeng adalah Tarian Tradisional khas masyarakat Betawi, Tarian ini mempunyai gerakan yang sangat lincah dan juga riang, Tari ini Biasanya diiringi dengan musik Gambang Kromong, dan penarinya menggunakan Topeng Kayu. yang memadukan seni musik,

tari dan teater ini mendapatkan pengaruh dari kebudayaan Sunda. Para penarinya menggunakan topeng mirip topeng Banjet (Karawang), hanya saja pada tari topeng Betawi menggunakan bahasa Betawi.

4. Silat Betawi



Dalam dunia persilatan Betawi ini dikenal dengan beberapa tokoh persilatan hingga aliran dan jurus yang digunakanya seperti Gie Sau, Cangkrik, Kelabang Nyebrang, Beksi, Merak Ngigel, Naga Merem, dan sebagainya.
Beraneka ragam aliran yang dimiliki Silat Betawi ini juga diwarnai oleh latar belakang silat dari daerah lain, misalnya pada aliran Kuanto (China), Sahbandar, dan Beberapa aliran silat yang berasal dari sunda,  Proses asimilasi mendapatkan nama aliran ataupun perkumpulan baru. Nampaknya ciri khas dan latar belakang betawi tetap kuat mewarnai gerakan jurus-jurusnya.

Seperti Mustika Kwitang yang berdiri Kampung Kwitang, Jakarta Pusat, salah satu tokohnya adalah H Muhammad Djaelani, yang lebih dikenal dengan sebutan Mad Djaelani. Ilmu silat Mustika Kwitang, kini diwariskan pada cucunya, sekaligus muridnya, H Zakaria.

Akulturasi Ilmu Silat dari China dengan Betawi bukan hal yang aneh misalnya silat Beksi, atau bek (Pertahanan) dan Sie (Empat) yang artinya pertahanan empat arah. Tiga pendekar Beksi (H Gozali, H Hasbullah, dan H Nali) dan seorang China bernama Ceng Ok, mengembangkannya di Betawi (Jakarta). Diperkiraan, aliran Beksi merupakan Silat Betawi yang paling luas penyebarannya di Jakarta saat ini.

Kemajemukan ini pula yang menyebabkan terjadinya pertukaran seni, budaya, adat istiadat hingga ilmu bela diri yang berkembang saat itu atau yang lebih populer dengan istilah “Maen Pukulan” (silat).


Tidak ada satu orangpun yang mengetahui kapan pertama kali boneka raksasa asal Betawi ini muncul, tetapi yang jelas boneka raksasa yang memiliki tinggi sekitar 3 meter ini sudah ada sejak zaman VOC atau bahkan sebelum VOC datang, Boneka raksasa ini pun selalau tampil pada acara ulang tahun Jakarta, ataupun acara-acara perayaan Nasional seperti pesta 17 Agustusan, dan cara memainkan Ondel-Ondel ini dangan cara diarak dan juga tidak boleh sembarangan, karena menurut kepercayaan masyarakat dulu Ondel-Ondel ini mengandung unsure magis sehingga adaa Ondel-Ondel yang diberikan minum dan rokok, maka tak heran jika boneka raksasa ini menjadi simbol kota Jakarta, Dahulu masyarakat Betawi menyebutnya Barongan yang mungkin berasal dari kata barengan yang artinya bareng-bareng atau sama-sama, sebutan itu berasal dari kalimat ajakan bahasa Betawi "Nyok, Kita ngarak Bareng-bareng" tetapi setelah maestro seniman Betawi Almarhum H. Benyamin syueb nyanyi Ondel-ondel, Lalu Barongan itu disebut Ondelondel.

Alamarhum Benyamin Syueb Penyanyi Legenda lagu Betawi itu tentu saja tidak bermaksud untuk mengubah sebutan boneka besar Betawi itu, Akan tetapi tokoh dalam film " Si Doel Anak Sekolahan" yang bermain bersama rano karno itu sangat berpengaruh , sehingga nama Ondel-ondel tersebut lebih populer dibandingkan dengan Barongan.

Keberadaan ondel-ondel yang kerangkanya dibuat dari bambu itu saat ini sudah mulai bergeser. Kadang hanya digunakan sebagai pajangan di kantor-kantor, hotel-hotel, atau tempat-tempat umum setiap bulan Juli tiba.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer