Breaking News
Loading...
Selasa, 10 Maret 2015

Jaipong Tari Identitas Jawa Barat

01.21

Bagi sebagian masyarakat mungkin Tari jaipong ini tidak asing didengar oleh telinga mereka tetapi mungkin banyak juga yang belum mengetahui darimana asal tarian ini, banyak juga yang hanya mengetahui bila tari ini asalnya dari Bandung, tetatpi sesungguhnya tari ini berasal dari Kerawang  Dikutip dari ucapan kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ( Disbudpar ) Karawang, Acep Jamhuri “Jaipong itu asli Karawang. Lahir sejak tahun 1979 yang berasal dari tepak Topeng. Kemudian dibawa ke Bandung oleh seniman di sana, Gugum Gumilar. Akhirnya dikemas dengan membuat rekaman. Seniman-seniman Karawang dibawa bersama Suwanda. Ketika sukses, yang bagus malah Bandung. Karawang hanya dikenal gendangnya atau nayaga (pemain musik). Pada sekitar tahun 1960an Gugum Gumbira membawa tari ini ke kota Bandung, bertujuan untuk mengembangkan Tarian asal kerawang itu di kota Bandung yang menciptakan suatu jenis musik dan tarian yang pergaulan yang diambil dari kekayaan seni tradisional masyarakat nusantara Jawa Barat khususnya. Walaupun seni ini masuk dalam katagori seni kreasi yang relatif baru, Jaipong ini dikembangkan atas kesenian rakyat yang lebih dahulu berkembang, Seperti Kliningan, Tilu, Ketuk, Dan Ronggeng. Beberapa gerakan tari Tilu seperti gerak bukaan, pencungan, nibaken, dan beberapa ragam gerak mincid menjadi inspirasi untuk mengembangkan kesenianTari jaipong. .
Sebelum Seni pertunjukan ini diciptakan, ada beberapa yang mempengaruhi latar belakaan terbentuknya tari pergaulan ini, misalnya didaerah perkotaan Priangan, menurut kesenian rakyat Tari pergaulan ini Dipengaruhi oleh Tradisi lokal, Namun menurut masyarakat elit, tari pergaulan ini di pengaruhi oleh dansa yang bernama Ball Room dari Barat, Pertunjukan Tari pergaulan ini tidak lepas dari adanya Tari Pamogaraan Dan Tari Ronggeng, keberadaan Ronggeng dalam pertunjukan menjadi daya tarik yang mengundang simpati kaum pamogaran, Misalnya pada tari ketuk tilu yang cukup
terkenal bagi masyarakat sunda, namun ronggeng dalam tari pergaulan tidak hanya berfungsu pada kegiatan upacara, tetapi juga untuk hiburan ataau untuk cara bergaul,  Kesenian ini di perkirakan tekah populer pada sekitar tahin 1961 sebagai seni pertunjukan rakyat, kesenian inijuga didukung oleh alat musik seperti rebab, kulanter, kendang, ketuk dan gong. dengan gerak tari yang tidak memiliki pola gerak yang baku, kostum penarinya pun sederhna untuk mencerminkan kerakyatan.
Seiring perkembangan zaman kesenian diatas juga perlahan telah memudar dan para mantan Pamogaran ( penontonyang berperan aktiv dalam seni pertunjukan ) perhatinya beralih pada seni pertunjukan kliningan yang berada di Jawa Barat yang meliputi kota Bekasi, Karawang, Indramayu, Subang Dan Purwakarta, yang dikenal dengan sebutan Klining Bajidoran yang memiliki kemiripan dengan pola tari dan peristiwa tari sebelumnya (Ketuk tilu/doger/Tayub). Dalam adat tersebut tarian topeng banjet cukup digemari, ksusunya pada kota karawang, Dimana pola gerak Banjidornya diambil dari pola gerak dari tari dalam Topeng Banjet ini, Kalau dilihat dari susut gerakan tarian ini masih menampilkan pola-pola teri tradisi Ketuk Tilu Yang mempunyai gerakan  bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid yang pada gilirannya menjadi dasar penciptaan tari Jaipongan. Beberapa gerak-gerak dasar tari Jaipongan selain dari Ketuk Tilu, Ibing Bajidor serta Topeng Banjet adalah Pencak Silat dan Tayuban..
Tarian ini mulai dikenal luas sejak 1970-an. Kemunculan tarian karya Gugum Gumbira pada awalnya disebut Ketuk Tilu perkembangan, yang memang karena dasar tarian itu merupakan pengembangan dari Ketuk Tilu. Karya pertama Gugum Gumbira masih sangat kental dengan warna ibing Ketuk Tilu, baik dari segi koreografi maupun iringannya, yang kemudian tarian itu menjadi populer dengan sebutan Jaipongan.
PERKEMBANGANNYA
Masyarak pertama kali mengenal Jaipong dengan sebutan tari "Daun Pulus Keser Bojong/Renjeng Bojong" Yang Dua-duanya adalah jenis tari Putri dan Tari berpasangan Putra dan Putri. Beberapa nama penari Jaipong handal muncul dari Tarian tersebut seperti Tati saleh, Pepen Dedi Kurnadi, Yeti
Mamat, dan Eli Somalia. Awal kemunculan Tari tersebut sempat menjadi perbincangan, yang membahas tentang gerakan erotis dan vulgar pada tari tersebut, tetapi Nama Gugum Gumbira mulai dikenal masyarakat dari media cetak, Apa lagi pada tahun 1980 Tari Jaipongan ini pentas di salah satu Stasiun TV indonesia TVRI pusat jakarta, dampaknya adalah meningkatnya Frekuensi pertunjukan, baik di media Televisi, Maupun perayaan yang senggelarakan oleh Pemerintah maupun Pihak swasta.

Khadiran Tari Jaipong ini sangat memberikan pengaruh yaang cukup besarterhadap para pecinta seni tari untuk lebih aktif lagi Mencari Jenis tari rakyat yang terabaikan, Kemunculan jaipong ini juga dimanfaatkan para pengusaha untuk membuka Kursus Tari Jaipong, dan sebagai pemikat tamu undangan. dimana perkembangan lebih lanjut peluang usaha semacam ini dibentuk oleh para penggiat tari sebagai usaha pemberdayaan ekonomi dengan nama Sanggar Tari atau grup-grup di beberapa daerah wilayah Jawa Barat, misalnya di Subang dengan Jaipongan gaya "kaleran" (utara).
Ciri khas daari Jaipongan ini adalah gaya kaleran, Yaitu  keceriaan, humoris, erotis, semangat, spontanitas, dan kesederhanaan (alami, apa adanya). Semua itu tergambaar pada pola Penyajian tari pada pertunjukannya, ada yang tariaan yang tidak berpola misalnya pada seni Jaipon Subang dan Karawang, dan ada juga yang diberi pla seperti Tari Jaipong yang ada di bandung,  Istilah ini dapat kita temui pada Jaipongan gaya kaleran, terutama di daerah Subang. Dalam penyajiannya, Jaipongan gaya kaleran ini, sebagai berikut: 1) Tatalu; 2) Kembang Gadung; 3) Buah Kawung Gopar; 4) Tari Pembukaan (Ibing Pola), biasanya dibawakan oleh penari tunggal atau Sinden Tatandakan (serang sinden tapi tidak bisa nyanyi melainkan menarikan lagu sinden/juru kawih); 5) Jeblokan dan Jabanan, merupakan bagian pertunjukan ketika para penonton (bajidor) sawer uang (jabanan) sambil salam tempel. Istilah jeblokan diartikan sebagai pasangan yang menetap antara sinden dan penonton.
Jaipong telah menjadi saalah satu identitas kesenian dari Jawa Barat, hal ini ditunjukan dari beberapa acara-acara penting yang berkenan dengan tamu dari negara lain yang datang ke Jawa Barat ini, Akan disambut dengan pertunjukan Tari Jaipongan. Demikian pula dengan misi-misi kesenian ke manca negara senantiasa dilengkapi dengan tari Jaipongan. Tari Jaipongan banyak memengaruhi kesenian-kesenian lain yang ada di masyarakat Jawa Barat, baik pada seni pertunjukan wayang, degung, genjring/terbangan, kacapi jaipong, dan hampir semua pertunjukan rakyat maupun pada musik dangdut modern yang dikolaborasikan dengan Jaipong menjadi kesenian Pong-Dut.Jaipongan yang telah diplopori oleh Mr. Nur & Leni.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer