Breaking News
Loading...
Kamis, 30 April 2015

Upacara Pasola dari Pulau Sumba

01.04

Upacara Palsola dari Pulau Sumba
Pasola Sumba

 Jika kita berbicara tentang pulau Sumba yang terbesit didalamnya adalah pulaunya para arwah, di setiap sudut kota sampai ke sudut kampung di pulau Sumba tersimpan persembahan dan pujian para abdi, Nama sumba ini berasal dari nama nama ibu seorang model Rambu Humba, istri dari Umbu Mandoku, Umbu  Mandoku ini adalah salah satu peletak landasan suku atas kabisu Sumba, sebagian besar dari penduduk di pulau Sumba ini aadalah pemeluk yang kusyu sangat berbakti kepada arwah serta pada para leluhurnya, Khususnya kepada bapak besar bersama, leluhur sang pengasal semua suku, menurut sebuah petunjuk dan perhitungan para Rato, Pemimpin suku serta Imam agung para Merapu, Altar megalik dan batu kuburan keramat yang menghias setiap jantung kampung dan dusun (paraingu) adalah bukti pasti akan kepercayaan animisme itu.


Sumba adalah sebuah pulau yang memiliki padang savana para kuda liar yang sangat kuat dan dikenal dengan penjelajah lorong, lembah serta pulau berbatu warisan leluhur. Binatang yang sangat kuat di pulau Sumba ini semakin marak perang akbar pasaloanya, perang dengan cara melemparkan lembing kayu sambil memcu kuda, ini bertujuan untuk menyambut putri nyele, putri nyele ini adalah seorang putri catik yang berubah wujud menjelma menjadi wujud cacing laut, Nama Pasola ini  berasal dari kata "Sola" atau "Hola" yang memiliki arti sejenis kayu yang di pakai untuk saling melempar dari atas kuda yang sedang kencang di pacu oleh dua kelompok yang bertanding, setelah mendapat himbuan permainan. jadi Pasola ini adalah permainan ketangkasan beberapa orang yang saling melemparkan kayu dari kuda yang di pacunya. 
Upacara Palsola dari Pulau Sumba

Biasanya upacara Pasola ini di tampilkan di pulau Sumba barat setahun sekali pada bulan Februari bertempat di kodi dan Lamboya, sedangkan pada bulan maret di  Wanokaka. pelaksanaan Psola ini dilakukan di sebuah ladang luas, dan disaksikan oleh para masyarakat Kabisu dan Paraingu dari dua kelompok yang akan bertanding  dan juga disaksikan oleh masyarakat umum. sedangkan para peserta yang memainkanya adalah para laki-laki pilih tanding dari kedua Kabisu yang harus menguasai dua keterampilan sekaligus yakni memacu kuda secepat mungkin dan melempar lembing (hola). Pasola biasanya menjadi klimaks dari seluruh rangkaian kegiatan dalam rangka pesta nyale.

Asal usul Pasola

Pasola ini berasal dari sebuah permasalahan yang melibatkan perempuan janda yang cantik jelita, sebagaimana yang telah di ceritaakan dalam hikayat orang Waiwuang, alkisah ada tiga bersaudara yaitu Yagi Waikareri, Ngongo tau masusu, dan Umbu dula yang memberi tahu warga Waiwuang jika mereka akan melaut, tetapi nyataanya mereka malah pergi ke daerah selatan pantai Sumba Timur untuk menganbil padi, Setelah di tunggu sekian lama dan dicari kesana kemari ternyata tidak membuahkan hasil, Warga Waiwuang merasa yakin jika ke tuga bersaudara pemimpin mereka itu telah meninggal dunia, lalu mereka pun mengadakan perkabungan dengan berbela sungkawa atas kepergian para pemimpin ke tiga bersaudara tersebut.

Upacara Palsola dari Pulau Sumba
 Dalam kedukaan mahadahsyat itu, janda cantik jelita `almarhum’ Umbu Dulla, Rabu Kaba mendapat pelabuhan hati Rda Gaiparona, si gatotkaca asal Kampung Kodi. Mereka terjerat dalam asmara dan saling berjanji menjadi kekasih, Akan tetapi adat tidak menghendaki pernikahan mereka, oleh karena itulah mereka memutuskan untuk nekat kawin lari, janda cantik jelita tersebut di bawa oleh kekasihnya Teda Gaiporana ke kampung halamanya. seiring berjalanya waktu, ke tiga pemimpin warga Waiwuang (Ngongo Tau Masusu, Yagi Waikareri dan Umbu Dula) yang pada sebelumnya sudah di nyatakan meninggal dunia oleh para pengikutnya tiba tiba saja muncul kembali ke kampung halamanya, warga Waiwuang pun menyambut mereka dengan penuh suka cita.

Akan tetapi mendung duka tak dapat dibendung saat Umbu Dulla menanyakan tentang istrinya. “Yang mulia Sri Ratu telah dilarikan Teda Gaiparona ke Kampung Kodi,” jawab warga Waiwulang pilu. kkemudian seluruh warga Waiwunang di perintahkan untuk mencari pasangan tersebut, pada ahinya kedua pasanga tersebut di temukan di kaki gunung Bodu Hula. Meskipun telah di temukan warga Waiwuang, meskipun berhasil di temukan warga Waiwuang  di kaki gunung Bodu Hula, Rabu kaba tidak ingin kembali ia tidak ingin dipisahkan lagi oleh sang kekasihnya yang telah meluluhkan segala rasa cinta dan kasih sayang yang pernah diberikannya kepada sang mantan suami, Umbu Dula.

Lalu Rabu Kaba meminta Teda Gaiporana untuk bertanggung jawab dengan cara mengganti belis yang di terima dari keluarga Umbu Dulla, kemudian Teda Gaiporana pun menyanggupimy dan membayar belis pengganti. setelah seluruh belis di lunasi di adakanlah upacara pernikahan pasangan Rabu Kaba dengan Teda Gaiparona. Pada akhir pesta pernikahan keluarga, Teda Gaiparona berpesan kepada warga Waiwuang agar mengadakan pesta nyale dalam wujud pasola untuk melupakan kesedihan mereka karena kehilangan janda cantik, Rabu Kaba. Atas dasar hikayat ini, setiap tahun warga kampung Waiwuang, Kodi dan Wanokaka, di Sumba Barat mengadakan bulan (wula) nyale dan pesta pasola. 

Akar pasola yang tertanam jauh dalam budaya masyarakat Sumba Barat menjadikan pasola tidak sekadar keramaian insani dan menjadi terminal pengasong keseharian penduduk. Tetapi menjadi satu bentuk pengabdian dan aklamasi ketaatan kepada sang leluhur. Pasola adalah perintah para leluhur untuk dijadikan penduduk pemeluk Marapu. Karena itu pasola pada tempat yang pertama adalah kultus religius yang mengungkapkan inti religiositas agama Marapu. Hal ini sangat jelas pada pelaksanaan pasola, pasola diawali dengan doa semadhi dan Lakutapa (puasa) para Rato, foturolog dan pemimpin religius dari setiap kabisu terutama yang terlibat dalam pasola. Sedangkan sebulan sebelum hari H pelaksanaan pasola sudah dimaklumkan bulan pentahiran bagi setiap warga Paraingu dan pada saat pelaksanaan pasola, darah yang tercucur sangat berkhasiat untuk kesuburan tanah dan kesuksesan panenan. Bila terjadi kematian yang disebabkan oleh permainan pasola, dipandang sebagai bukti pelanggaran atas norma adat yang berlaku, termasuk bulan pentahiran menjelang pasola.

Pada tempat kedua, pasola merupakan satu bentuk penyelesaian krisis suku melalui `bellum pacificum’ perang damai dalam permainan pasola. Peristiwa minggatnya janda Rabu Kaba dari Keluarga Waiwuang ke keluarga Kodi dan beralih status dari istri Umbu Dulla menjadi istri Teda Gaiparona bukanlah peristiwa nikmat. Tetapi peristiwa yang sangat menyakitkan dan tamparan telak di muka keluarga Waiwuang dan terutama Umbu Dulla yang punya istri. Keluarga Waiwuang sudah pasti berang besar dan siap melumat habis keluarga Kodi terutama Teda Gaiparona. Keluarga Kodi sudah menyadari bencana itu. Lalu mencari jalan penyelesaian dengan menjadikan seremoni nyale yang langsung berpautan dengan inti penyembahan kepada arwah leluhur untuk memohon doa restu bagi kesuburan dan sukses panen, sebagai keramaian bersama untuk melupakan kesedihan karena ditinggalkan Rabu Kaba. 

Pada tempat ketiga, pasola menjadi perekat jalinan persaudaraan antara dua kelompok yang turut dalam pasola dan bagi masyarakat umum. Permainan jenis apa pun termasuk pasola selalu menjadi sarana sosial ampuh. Apalagi bagi kedua kabisu yang terlibat secara langsung dalam pasola.
Selama pasola berlangsung semua peserta, kelompok pendukung dan penonton diajak untuk tertawa bersama, bergembira bersama dan bersorak-sorai bersama sambil menyaksikan ketangkasan para pemain dan ringkik pekikan gadis-gadis pendukung kubu masing-masing. Karena itu pasola menjadi terminal pengasong keseharian penduduk dan tempat menjalin persahabatan dan persaudaraan.
Sebagai sebuah pentas budaya sudah pasti pasola mempunyai pesona daya tarik yang sangat memukau. Oleh karenanya pemerintah dan seluruh warga masyarakat setempat sangat mendukung untuk menjadikan kegiatan PASOLA sebagai salah satu `mayor event’ yang pantas menjadi kekayaan budaya bangsa yang tak ternilai harganya.


1 komentar:

  1. KESAKSIAN KISAH NYATA 2017

    ASSlamualaikum Wr.Wb. nama saya:rini ahmat asal dari kota manado cari hidup di yogyakarta saya anak 3 dari 6 bersaudara, saya mau berbagi cerita
    dulu saya seorang pembantu di ibu rumah farida kota yogyakarta, setelah saya membuka internet, tanpa sengaja saya
    menemukan satu komentar pengujung yang menceritakan kalau dia perna diberikan ATM GHOIB oleh MBAH BINTANG, dari awal saya
    tidak percaya tapi setela saya hubungi MBAH BINTANG pas jam. 08.oo saya cerita semua dalam kehidupan saya sehari2
    pas BHA BINTANG mendenggar cerita saya lasung membantu saya di suru berangkat ke ATM untuk tarik uang,ternyata
    Betul Ajaib uang 5juta lansung keluar sendirinya Tampa ada bantuan dari Tombol mesin cuma masukan kartu saja ATM GHOIB
    Benar2 Ajaib.kini Ekonomi saya dan keluarga sudah mencukupi dan aku suda membuka toko mas yang ada di kota manado
    karna semua bantuan dari MBAH BINTANG semoga di berikan umur yang panjang AMin agar bisa membantu orang yang susah
    di dunia ini. kalau ada kesulitan Ekonomi segera hubunggi MBAH BINTANG insah ALLAH MBAH akan membantu kalian ini nomornya
    085217085317 semoga anda berhasil ya,,, wasallam!!!



    KLIK:> Solusi Pesoalan Ekonomi 2017

    BalasHapus

 
Toggle Footer