Apa itu keris ?
Banyak fungsi dan budaya yang dikenal di beberapa lingkungan nusantara tepatnya bagian barat dan tengah, Keris dikenal sebagai senjata tajam sejenis belati yang dibagian kedua sisinya tersebut sama sama mempunyai ketajaman yang sama. Bentuk yang di tunjukan keris pun saangat khas dan mudah sekali dibedakan dengan senjata belati yang lain yaitu ciri keris adalah pangkal yang berbelok belok dan pangkalnya yang melebar, banyak juga diantara keris yang memiliki pamor. yaitu keris yang memiliki serat serat logam pada lapisanya. ada juga senjata tajam yang bentuknya serupa dengan keris yaitu badik.
Keris ini juga salah satu Budaya jawa yang di akui Dunia dan Juga salah satu dari 5 budaya indonesi yang di akui dunia
Keris ini juga salah satu Budaya jawa yang di akui Dunia dan Juga salah satu dari 5 budaya indonesi yang di akui dunia
pada jaman dulu keris digunakan sebagai sanjata untuk duel/peperangan dan juga alat untuk pelengkap sesaji, tetapi seiring berkembangnya zaman keris kini menjadi sebuah benda koleksi berharga yang dinilai dari segi arsitekturnya, tak jarang keris juga digunakan sebagai aksesoris dalam berbusana.
Jawa, nusa tenggara, madura, pesisir kalimantan, sulawesi, thailand selatan, temenanjung malaya, dan filipina selatan adalah yang sebagian masyarakat penghuninya pengguna keris terbesar karena wilayah tersebut pernah terpengaruh oleh maja pahit.
Dari masing masing daerah keris mempunyai ciri khasnya masing masing dari mulai penampilanya, fungsi, tehknik garapan, dan perisihanya,
Kita bisa sedikit bangga larena Sejak tahun 2005 keris indonesia telah terdaftar di UNESCO sebagai warisan budaya dunia.
Awal mula keris
Awal mula keris
Pembuatan senjata tajam ini diduga terinspirasi oleh peninggalan-peninggalan perundingan dari budaya Dongson dan tiongkok selatan. pengaruh budaya tiongkok kuna juga diduga sebagai pengaruh penggunaan senjata tikam, sebagai cikal bakal keris.
Keris diduga masuk melalui Budaya Dongson (Vietnam) yang merupakan jembatan penghubung masuknya budaya tiongkok ke nusantar. Jika di perhatikan beberapa keris sekarang digunakan sebagai keperluan sesaji dan memiliki gagang berbentuk manusia, hampir mirip dengan Dongson, dan menyatu dengan bilahnya,
India juga menjadi pengaruh bentuk penghormatan terhadap benda-benda garapan logam, khususnya siwaisme, keris pada periode Pra- sangsari sebagai Keris buda Dianggap sebagai bentuk awal mula keris karena bentuknya yang pendek dan tidak lurus, Anggapan tersebut didapat karena kesepakatan oleh para sejarawan.
Pembuatan, Bahan dan Perawaatan Keris
Keris ini di buat dengan menggunakan bahan logam, logam dasar itu sendiri ada dua macam yaitu besi dan logam pamor, sedangkan pesi keris terbuat dari baja. Pada masa kini tepatnya abad ke 20 paraa empu membuatnya selalu mencampurkan bahan logam lain agar lebih ringan dan bahan yang dicampurkan biasanya menggunakan logam pamor nikel.
Sedangkan keris masa lalu (Keris kuna) dibuat dengan sangat baik karena memiliki bahan dasar logam pamor dari batu meteorit yanng diketahui memiliki kandungan titanium yang tinggi, disamping nikel, kobal, perak, timah putih, kromium, antimonium, dan tembaga.
Pembuatanya pun sangat bervariasi dari empu satu ke empu yang lain tetapi juga memiliki prosedur yang hampir sama, berikut adalah salah satu proses ringkasnya, sebagai bahan dasar bilah besi di panaskan lalu berulangkali di tempa, proses ini bertujuan untuk membuang pengotor misalnya karbon serta berbagai oksida, setelah bilah bersih bilah dilipat dengan bentuk huruf U untuk mencampurkan lempengan bahan pamor didalamnya, setelah itu lipatan ini kembali di panaskan dan ditempa, setelah menempel dan memanjang, campuran ini dilipat dan kembali di timpa berulang ulang, cara kekuatan menempa cara kekuatan menempa dan posisinya, serta banyaknya lipatan sangat mempengaruhi pamor yang muncul nantinya, proses ini disebut juga saton dan bentuk ahirnya adalah memanjang, kemudian lempengan ini dipotong menjadi dua bagian disebut juga khodokan, kemudian lempengan baja di tempatkan diantara dua khodokan. lalu diikat dan di tempa untuk menyambungkanya, Diujung kodhokan dibuat panjang dan ujungnya dipotong dijadikan ganja . Tahap selanjutnya adalah membentuk pesi, bengkek calon gandhik, dan proses terakhir membentuk bilah apakah berluk atau lurus. Pembuatan luk dilakukan dengan cara dipanaskan.
Selanjutnya adalah tahap membuat ornamen ornamenya, dengan menipiskan bagian tertentu dengan menggunakan kikir gerinda atau bor sesuai dengan bentuk yang ingin di buat Silak waja dibuat dengan mengikir bilah untuk melihat pamor yang terbentuk. Ganja dibuat mengikuti bagian dasar bilah. Ukuran lubang disesuaikan dengan diameter pesi.
Tahap yang terahir adalah penyepuhan, proses ini dilakukan supaya logam keris menjadi logam besi baja. Penuangan logam , dengan memassukan bilah ke dalam campuran belerang, perasan jeruk, dan garam. proses penyepuhan juga bisa dilakukan dengan memijarkan keris lalu dicelupkan ke dalam air,air garam, atau minyak kelapa . proses penyepuhan ini harus dibuat dengan hati hati karena kalau salah bilah keris akan retak.
Adapun cara penyepuhan dengan cara tak lazim dan dikenal dengan dengan sepuh jilat yaitu logam keris diambil dan dijilat dengan lidah pada saat keris membara , ada juga sepuh Akep yaitu sepuh di kulum dengan bibir pada saat logam membara juga, dan terahir sepuh saru yaitu sepuh padaa saat logam membara sepuh di ambil dan di jepit dengan alat kelamin wanita (Vagina), diantara sepuh lain sepuh yang terkenal adaalh sepuh Nyi Sombro karena bentuk kerisnya tidak besar dan dapat di sesuaikan.
selanjutnya Rawat keris dengan memberikan warangan dan minyak wangi. Dalam tradisi jawa perawatan keris biasnya dilakukan setiap tahun, biasanya dilakukan pada bulan muharram/sura, walaupun hal ini bukan sebuah keharusan. memandikan keris adalah salah satu istilah oerawatan keris, walaupun yang sebenarnya adalah menuangkan minyak pewangi lama dan karat pada bilah keris, biasanya juga menggunakan cairan asam menggunakan hancuran buah mengkudu air buah kelapa dan cairan asam. Selanjutnya bilah yang sudah dibersihkan bila perlu diberikan warangan untuk mempertegas pamor, dibersihkan lagi, dan setelah itu diberi minyak pewangi untuk mencegah bilah keris dari karat baru.minyak wangi yang digunakan adalah minyak wangi melati atau cendana yang di encerkan pada minyak kelapa.
0 komentar:
Posting Komentar