Breaking News
Loading...
Kamis, 17 Juli 2014

Sejarah Gamelan

02.04


Gamelan jelas bukan musik yang asing ditelinga kita. Perkembanganya juga sudah mencapai berbagai benua dan telah menciptakan paduan musik baru jazz-gamelan, yang melahirkan institusi sebagai ruang belajar dan ekspresi musik gamelan, hingga menghasilkan pemusik gamelan ternama. Pertunjukan musik gamelan sekarang bisa dinikmati di berbagai belahan dunia, namun Yogyakarta adalah tempat yang paling tepat untuk menikmati gamelan karena di kota inilah anda bisa menikmati versi aslinya.

Gamelan yang berkembang di Yogyakarta adalah Gamelan Jawa, sebuah gamelan yang bentuknya berbeda dengan Gamelan Bali ataupun Gamelan Sunda. Gamelan Jawa memiliki ini nada yang lebih lembut dan slow, berbeda dengan Gamelan Bali yang rancak dan Gamelan Sunda yang sangat mendayu-dayu dan didominasi suara seruling. Perbedaan itu wajar, karena Jawa memiliki pandangan hidup tersendiri yang diungkapkan dalam irama musik gamelannya.

Pandangan dari hidup Jawa yang dituangkan dalam musik gamelannya adalah keselarasan kehidupan jasmani dan rohani, keselarasan dalam berbicara dan bertindak sehingga tidak dapat memunculkan ekspresi yang meledak-ledak serta mewujudkan toleransi antar sesama. Wujud nyata dalam musiknya adalah tarikan tali rebab yang sedang, paduan seimbang bunyi kenong, saron kendang dan gambang serta suara gong pada setiap penutup irama.

belum pernah ada yang menjelaskan tentang sejarah munculnya gamelan. diperkirakan Perkembangan musik gamelan itu sejak kemunculan kentongan, rebab, tepukan ke mulut, gesekan pada tali atau bambu tipis maka dikenalnya alat musik dari logam. Perkembangan selanjutnya setelah dinamai gamelan, musik gamelab biasanaya digunakan untuk mengiringi pagelaran wayang, dan tarian. setelah itu pada beberapa waktu sesudahnya barulah berdiri sebagai musik sendiri dan dilengkapi dengan suara para sinden.

kebanyakan gamelan terdiri dari beberapa alat musik, salah satunya adalah satu set alat musik yang mirip drum yang disebut kendang, rebab dan celempung, gambang, gong dan suling bambu. bahan-bahan  utama untuk menyusun alat-alat musik gamelan adalah bambu, logam, dan kayu. Masing-masing alat tersebut memiliki fungsi yang berbeda dalam pagelaran musik gamelan, contohnya gong berfungsi menutup sebuah irama musik yang panjang dan memberi keseimbangan setelah sebelumnya musik dihiasi oleh irama gending.

Gamelan Jawa adalah alat musik dengan nada pentatonis. Satu permainan gamelan lengkap terdiri dari dua putaran, yaitu slendro dan pelog. Slendro memiliki 5 nada per oktaf, yaitu 1 2 3 5 6 [C- D E+ G A] dengan perbedaan interval kecil. Pelog memiliki 7 nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 6 7 [C+ D E- F# G# A B] dengan perbedaan interval yang besar. Komposisi musik gamelan diciptakan dengan beberapa aturan, yaitu terdiri dari beberapa putaran dan pathet, dibatasi oleh satu gongan serta melodinya diciptakan dalam unit yang terdiri dari 4 nada.

Anda juga bisa melihat gamelan sebagai sebuah pertunjukan musik tersendiri maupun sebagai pengiring tarian atau seni pertunjukan seperti wayang kulit dan ketoprak. Sebagai sebuah pertunjukan tersendiri, musik gamelan biasanya diiriingi dengan suara para penyanyi Jawa (penyanyi pria disebut wiraswara dan penyanyi wanita disebut waranggana). Pertunjukan musik gamelan yang digelar kini bisa merupakan gamelan klasik ataupun kontemporer. Salah satu bentuk gamelan kontemporer adalah jazz-gamelan yang merupakan paduan paduan musik bernada pentatonis dan diatonis.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer