Budaya Memanjangkan Telinga Dari Suku Dayak Di Kalimantan - Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak yakni kurang lebih mencapai 250 juta jiwa, dengan berbagai macam suku dan budayanya, salah satunya adalah pada suku dayak yang terletak di pulai kalimantan yang pada zaman kolonial belanda disebut dengan borneo, pada suku ini para wanita berpenduduk 250 juta jiwa lebih mempunyai macam budayasangat banyak. ]Wanita pada suku dayak ini memiliki bentuk telinga yang cukup unik, para wanita didalam suku dayak rata rata memiliki telinga yang panjang. Hal semacam itu ada kaitan dengan budaya Suku Dayak yang mempunyai sub suku sejumlah 450 serta macam budaya.
Memanjangkan cuping telinga jadi salah satu kekhasan budaya di Kalimantan. Walau sesungguhnya tak seluruhnya suku mengerjakannya, namun budaya ini telah terlanjur menempel dengan orang-orang dayak dengan cara umum. Tetapi sayangnya dari saat ke saat, kebiasaan ini makin menghilang, serta sekarang ini cuma tinggal sedikit orang Dayak yang masih tetap mempunyai kuping telinga panjang, itu juga biasanya generasi tua.
Satu diantaranya di Kampung Bena Baru yang ditempati seputar 700 jiwa masyarakat. Kampung Bena Baru yaitu salah satu kampung pedalaman suku Dayak Kenyah yang ada di Sungai Kelay, Kecamatan Sambaliung. Kehidupan orang-orang ditempat ini masih tetap jalan berdampingan dengan kebiasaan serta kultur lokal, komplit dengan upacara kebiasaan serta tari-tarian khasnya. Beberapa peralatan kerja serta rumah tangga adalah hasil buatan tangan sendiri. Namun bukanlah bermakna masyarakat kampung ini terasa asing pada perubahan tehnologi seperti tv, handphone, serta alat-alat elektronik yang lain. Kampung yang baru di buka pada th. 1980-an ini mempunyai seputar 20 orang nenek yang mempunyai telinga cuping panjang.
Disebutkan Korry Layun Rampan suku Dayak Asli Kalimantan timur yang juga sastrawan Indonesia, daun telinga (cuping) panjang bukan sekedar dibudayakan untuk wanita, namun juga untuk laki-laki. Sistem pemanjangan cuping telinga mulai dikerjakan mulai sejak bayi. Hal semacam ini biasanya dihubungkan dengan tingkatan sosial seorang dalam orang-orang Dayak. Untuk suku Dayak Kayan, umpamanya, telinga cuping panjang tunjukkan bila orang itu datang dari kelompok bangsawan. Sesaat untuk wanita, telinga cuping panjang tunjukkan apakah dia seseorang bangsawan atau budak lantaran kalah perang atau juga sebagai sinyal tak dapat membayar utang karena janda serta yang lain.
Di kelompok orang-orang Dayak Kayan, pemanjangan cuping daun telinga umumnya memakai pemberat berbentuk logam berupa lingkaran gelang atau anting, dapat pula berupa gasing ukuran kecil. Dengan pemberat ini daun telinga selalu memanjang sampai sebagian sentimeter.
Di desa-desa yang ada di hulu Sungai Mahakam, telinga cuping panjang dipakai juga sebagai jati diri yang tunjukkan usia seorang. Demikian bayi lahir, ujung telinganya di beri manik-manik yang cukup berat. Jumlah manik-manik yang melekat di telinganya bakal jadi tambah satu untuk tiap-tiap th., hingga dewasa, bahkan juga pemberat berbentuk anting itu beratnya dapat meraih 0, 5 kg (Kg) sepasang. Bahkan juga dapat lebih berat lagi.
Namun ada pula asumsi yang menyampaikan bila maksud pembuatan telinga panjang tidaklah untuk tunjukkan status kebangsawanan, namun malah untuk melatih kesabaran. Bila digunakan sehari-hari, kesabaran serta kesanggupan menahan derita makin kuat. Ada juga untuk kecantikan. Semangkin panjang telingan jadi semakin jadi tambah cantik.
Sesaat untuk suku Dayak Kenyah, pada laki-laki serta wanita mempunyai ketentuan panjang cuping telinga yang tidak sama. Golongan laki-laki tak bisa memanjangkan cuping telinganya hingga melebihi bahunya, sedang wanita bisa memanjangkannya sampai hanya dada. Sistem memanjangkan cuping daun telinga ini dengan diawali penindikan daun telinga mulai sejak masih tetap berusia setahun. Tiap-tiap th., satu buah anting atau subang perak digantungkan di telinga mereka. Style anting atau subang perak yang dipakai juga berlainan, yang bakal tunjukkan ketidaksamaan status serta type kelamin. Style anting golongan bangsawan tak bisa digunakan oleh beberapa orang umum. Atau orang yang bukanlah turunan bangsawan.
Di zaman moderen telinga panjang di kelompok suku Dayak muda telah tak ada lagi. “Itukan kebiasaan budaya nenek-nenek kami dahulu. Tengah kami yang lahir diatas th. 80-an malu untuk bikin hal yang sama, ” kata Nina (39) seseorang wanita Dayak Kenyah.
Sabtu, 13 Agustus 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
KESAKSIAN KISAH NYATA 2017
BalasHapusASSlamualaikum Wr.Wb. nama saya:rini ahmat asal dari kota manado cari hidup di yogyakarta saya anak 3 dari 6 bersaudara, saya mau berbagi cerita
dulu saya seorang pembantu di ibu rumah farida kota yogyakarta, setelah saya membuka internet, tanpa sengaja saya
menemukan satu komentar pengujung yang menceritakan kalau dia perna diberikan ATM GHOIB oleh MBAH BINTANG, dari awal saya
tidak percaya tapi setela saya hubungi MBAH BINTANG pas jam. 08.oo saya cerita semua dalam kehidupan saya sehari2
pas BHA BINTANG mendenggar cerita saya lasung membantu saya di suru berangkat ke ATM untuk tarik uang,ternyata
Betul Ajaib uang 5juta lansung keluar sendirinya Tampa ada bantuan dari Tombol mesin cuma masukan kartu saja ATM GHOIB
Benar2 Ajaib.kini Ekonomi saya dan keluarga sudah mencukupi dan aku suda membuka toko mas yang ada di kota manado
karna semua bantuan dari MBAH BINTANG semoga di berikan umur yang panjang AMin agar bisa membantu orang yang susah
di dunia ini. kalau ada kesulitan Ekonomi segera hubunggi MBAH BINTANG insah ALLAH MBAH akan membantu kalian ini nomornya
085217085317 semoga anda berhasil ya,,, wasallam!!!
KLIK:> Solusi Pesoalan Ekonomi 2017