Breaking News
Loading...
Selasa, 05 Agustus 2014

Imlek manjadi budaya indonesia

03.26


Imlek atau Sin Tjia adalah suatu perayaan yang dilakukan oleh para petani di Cina dan biasanya terjadi pada tanggal satu di bulan pertama di awal tahun baru. Perayaan ini biasanya juga berkaitan dengan kegiatan para petani untuk menyambut musim semi.

Pada tanggal 30 bulan ke-12 dan berakhir pada tanggal 15 bulan pertama biasanya perayaan ini dumulai. Acaranya  pun meliputi berbagai kegiatan seperti  sembahyang Imlek, sembahyang kepada Sang Pencipta, dan perayaan Cap Go Meh. Adapun tujuan dari persembahyangan ini adalah merupakan bentuk dari syukur dan doa harapan supayapada tahun depan mendapat rezeki lebih banyak, untuk menjamu leluhur, dan sebagai sarana silaturahmi dengan kerabat dan tetangga. 

Segala bentuk persembahannya adalah berupa berbagai jenis makanan. Idealnya, pada setiap acara sembahyang Imlek disajikan minimal 12 macam masakan dan 12 macam kue yang mewakili lambang-lambang shio yang berjumlah 12. Di Cina karena perayaan imlek itu sendiri bersal dari budaya petani , yang wajib adalah hidangan berupa mie panjang umur (siu mi) dan arak. Di Indonesia sendiri biasanya hidangan yang dipilih adalah  hidangan yang mempunyai arti “kemakmuran,” “panjang umur,” “keselamatan,” atau “kebahagiaan,” dan merupakan hidangan kesukaan para leluhur.

Seperti kue-kue yang dihidangkan biasanya lebih manis dari sebelumnya. bertujuan , kehidupan di tahun mendatang menjadi lebih manis dari tahun lalu.Selain itu dihidangkan juga kue lapis sebagai perlambang rezeki yang berlapis-lapis. kue lain yang wajib dihidangkan pada waktu persembahyangan menyambut datangnya tahun baru Imlek  adalah kue mangkok dan kue keranjang. Biasanya kue keranjang disusun ke atas dengan kue mangkok berwarna merah di bagian atasnya. Ini adalah sebagai tanda kehidupan manis yang kian menanjak dan mekar seperti kue mangkok.

Kemudian disusunlah kedua belas hidangan itu di meja sembahyang yang bagian depannya digantungi dengan kain khusus yang biasanya bergambar naga berwarna merah. lalu si pemilik berdoa memanggil para leluhurnya untuk menyantap hidangan yang disuguhkan. Dan ada juga makanan yang dihindari dan tidak dihidangkan, misalnya bubur. Bubur tidak dihidangkan karena makanan ini melambangkan kemiskinan.

Biasanya pada malam tahun baru orang-orang bersantap di rumah atau di restoran. habis selesai makan malam mereka bergadang semalam suntuk dengan pintu rumah dibuka lebar-lebar agar rezeki bisa masuk ke rumah dengan leluasa. Pada waktu ini disediakan camilan khas Imlek berupa kacang, kuaci, dan permen ( Cangcimen).

Makanan yang tidak boleh dilupakan pada waktu imlek adalah lapis legit, kue nastar, kue semprit, kue mawar, serta manisan kolang-kaling. Ditunjukan agar pikiran menjadi jernih, disediakan agar-agar yang dicetak seperti bintang sebagai simbol kehidupan yang terang. Tujuh hari setelah Imlek dilaksanakan persembahyangan kepada Sang Pencipta. Tujuannya adalah sujud kepada-Nya dan memohon kehidupan yang lebih baik di tahun yang baru dimasuki.

Dilakukan sebuah perayaan yang disebut dengan Cap Go Meh lima belas hari setelah imlek. Masyarakat keturunan Cina di Semarang biasanya merayakannya dengan menghidangkan lontong Cap Go Meh yang terdiri dari lontong, opor ayam, lodeh terung, telur pindang, sate abing, dan sambal docang. Sementara itu warga Jakarta, menunya adalah lontong, sayur godog, telur pindang, dan bubuk kedelai. Pada waktu perayaan Imlek juga dirayakan berbagai macam keramaian yang menyuguhkan atraksi barongsai dan kembang api.

Sejarah Imlek di Indonesia 
Dalam sejarah imlek mencacat pada penanggalan Imlek dimulai tahun 2637 Sebelum Masehi pada masa pemerintahan Kaisar Oet Tee/Huang Ti (2698 – 2598 SM). Penanggalan Imlek sebutan asalnya adalah He Lek, yakni penanggalan Dinasti Ke/His (2205 – 1766 SM), dimana ahir musim dingin pertama kali ditetapkan  penetapan tahun baru Dinasti He,

Penetapan saat tahun baru memegang peranan yang amat penting pada jaman dahulu, karena penetapan itu menjadi pedoman bagi semua orang untuk mempersiapkan segala pekerjaan untuk tahun yang berjalan. Apa lagi untuk para petani akan mulai bercocok tanam pada saat akhir musim dingin dan memasuki musim semi. Penanggalan ini sangat cocok bagi petani karena perhitungan musim, peredaran matahari, dan uraian penjelasan mengenai iklim. Model penanggalan tersebut secara populer disebut Long Lek (penanggalan petani).

Seiring dengan perjalanan orang Cina ke Indonesia perjalanan panjang perayaan imlek di indonesia.adalah,  Dengan telah dibukanya kran Reformasi di tahun 1998, perayaan Imlek yang tadinya dilarang oleh Pemerintah, kini justru dijadikan hari libur nasional. Tahun baru Imlek yang telah dinyatakan hari libur nasional, memberikan kebebasan untuk dirayakan secara terbuka, bahkan menjadi bagian perayaan bagi publik.

Seakan akan budaya yang berasal dari daratan Cina telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari budaya Indonesia. Boleh dikatakan bahwa, kini Indonesia bagaikan ibarat taman bunga yang bertambah indah dan terus berkembang. Hal ini menunjukkan bahwa pluralisme menjadi hidup yang diekspresikan dengan identitas budaya, sekaligus memberikan petunjuk bahwa perbedaan itu ternyata indah. (deni:berbagai sumber)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer