Jumat, 18 Maret 2016

Mengintip Lebih jauh Keindahan Alam Dan Budaya Di Gunug Bromo

Mengintip Lebih jauh Keindahan Alam Dan Budaya Di Gunug Bromo - Penggemar wisata alam pastinya sudah tidak asing lagi mendengar nama gunung yang satu ini. Gunung Bromo memang terkenal sebagai tujuan wisata yang menawarkan panorama alam yang mempesona. Tidak hanya itu, gunung ini berada di kawasan Kaldera Tengger yang sering dikunjungi oleh wisatawan untuk menikmati matahari terbit. Gunung setinggi 2329 m di atas permukaan air laut ini berlokasi di Jawa Timur. Keunikan lokasi gunung ini adalah karena terletak di perbatasan empat wilayah kabupaten sekaligus, yaitu Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruhan, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo. Karena potensi wisata dan budayanya, gunung ini dimasukan ke dalam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Suku Tengger sendiri merupakan suku asli yang berada di sekeliling gunung ini.


Mengintip Lebih jauh Keindahan Alam Dan Budaya Di Gunug Bromo


Karena masih termasuk dalam gunung berapi yang aktif, maka gunung ini masih sering meletus. Letusan terakhir terjadi pada tahun 2011 silam bahkan saat ini pun masih terjadi erupsi. Para ahli vulkanologi yang meneliti periode letusannya menginformasikan bahwa letusan tersebut terjadi pada interval 30 tahun sekali. Ketika sedang dalam masa yang tidak aktif, gunung ini menjadi sasaran wisatawan. Tidak hanya itu, lokasi wisata ini juga menjadi kawasan pendakian yang sering didatangi oleh para pendaki gunung. Upacara adat yang diadakan oleh Suku Tengger di kaki gunung juga menjadi daya tarik tersendiri.

Menikmati Matahari Terbit melalui Jalur Pendakian Ranu Pani
Jalur pendakian yang paling terkenal di Gunung Bromo disebut Ranu Pani. Ranu Pani sendiri merupakan sebuah desa di kawasan Kabupaten Lumajang. Oleh karena itu, apabila Anda ingin melakukan pendakian, maka Anda dapat memulainya dari kabupaten tersebut. Dari pos pendakian, Anda sudah disambut oleh keindahan dua danau, yaitu Ranu Regulo dan Ranu Pani. Karena sudah terkenal sebagai salah satu ujung jalur pendakian, di kawasan ini terdapat berbagai warung dan penginapan sederhana. Sebelum memulai pendakian, periksa kembali perlengkapan mendaki Anda. Pendakian disarankan dilakukan pada pagi hari. Anda dapat menginap di pos jalan pintas yang terletak di tepi desa ini untuk memuai pendakian.

Mengintip Lebih jauh Keindahan Alam Dan Budaya Di Gunug BromoDari Desa Ranu Pani, pos selanjutnya berada di Desa Jemplang. Jarak antara dua desa tersebut adalah 12 km. Anda dapat menempuhnya dengan berjalan kaki dalam waktu 4 jam. Anda tidak disarankan untuk melakukan pendakian pada sore atau malam hari. Selain kondisi jalan yang tidak terlihat, Anda juga perlu berhati-hati oleh serangan Ajag atau anjing liar yang mendiami jalur pendakian tersebut. Apabila Anda terpaksa melakukan pendakian pada waktu tersebut, Anda disarankan untuk membawa tongkat. Pendakian di Gunung Bromo juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan mobil Jeep yang disewakan dengan harga kurang lebih 500 ribu rupiah. Dengan Jeep tersebut, Anda dapat mengakses Desa Jemplang dalam waktu hanya 2 jam saja.
Pos istirahat di Desa Jemplang berada di atas kawasan perbukitan. Dari bukit tersebut, Anda sudah dapat menikmati pemandangan Gunung Bromo yang indah dari kejauhan. Selain itu, Gunung Batok, Gunung Watangan, Gunung Kursi, dan Gunung Widodaren yang berada di Kaldera Bromo juga dapat terlihat dari pos perjalanan ini. Perjalanan menuruni bukit sebaiknya Anda lakukan dengan hati-hati karena kecuraman bukit pada lokasi tertentu sangat berbahaya. Setelah melalui jalur pendakian yang relatif sempit, Anda akan disambut oleh padang rumput yang luas. Kedua sisi bukit yang curam di sisi jalur pendakian terkadang memperdengarkan suara angin yang begitu mistis.
Perjalanan melewati padang rumput yang hijau dilanjutkan dengan perjalanan melewati lautan pasir. Selain terik matahari yang panas, Anda juga harus mewaspadai terpaan angin yang cukup kencang. Di kawasan ini terkadang muncul badai yang lumayan besar. Siapkan stamina Anda untuk melewati jalur ini. Karena jalur berada dari arah belakang gunung, maka perjalanan harus dilakukan secara memutar. Setibanya di sisi Timur Gunung Bromo, perjalanan dilanjutkan dengan menaiki anak tangga. Dari sini aroma belerang dari dalam kawah sudah mulai tercium. Untuk memudahkan perjalanan, telah dibangun deretan anak tangga untuk para pendaki.

Misteri Terbentuknya Lautan Pasir di Sekeliling Gunung

Seperti telah disebutkan di atas, jalur pendakian Gunung Bromo melewati lautan pasir yang luas. Lautan pasir ini terbentuk bersamaan dengan terbentuknya gunung tersebut. Akan tetapi, warga Suku Tengger di sekitar gunung memiliki cerita tersendiri tentang misteri terbentuknya lautan pasir tersebut. Legenda ini dimulai dengan lahirnya seorang anak laki-laki bernama Joko Seger. Pada saat yang bersamaan, lahir pula seorang anak perempuan bernama Rara Anteng. Keduanya tumbuh menjadi remaja yang saling mencintai. Akan tetapi, kecantikan Rara Anteng mengundang orang yang sakti lain untuk melamarnya. Karena takut dengan kesaktiannya, dirinya terpaksa menerima lamaran orang tersebut dengan satu syarat.
Syarat yang diajukan oleh Rara Anteng adalah untuk mengeruk perbukitan di sekitar tempat tinggalnya dengan tempurung kelapa (batok) untuk dijadikan lautan. Persyaratan itu harus dipenuhi dalam kurun waktu satu malam saja. Karena pelamarnya adalah orang yang sakti, persyaratan itu disanggupi juga meskipun terdengar aneh. Ketika malam sudah hampir berakhir, tanah yang dikeruk sudah cukup luas. Hal ini menyebabkan Rara Anteng merasa gelisah. Untuk itu, dirinya mulai menumbuk padi di halaman rumahnya. Suara tumbukan padi membuat ayam terbangun dan mulai berkokok. Rara Anteng juga membakar jerami padinya di sisi Barat sehingga seolah-olah matahari sudah mulai terbit. Sekilas cerita tentang awal mula lautan pasir di sekitar Gunung Bromo ini memang terdengar menyerupai kisah Candi Prambanan.
Tanah galian pelamar sakti tersebut sudah cukup luas, namun belum sempat diisi air untuk dijadikan lautan. Mendengar suara kokok ayam dan melihat cahaya di Barat, dirinya berpikir bahwa pagi sudah tiba. Dirinya pun merasa marah dan melemparkan tempurung kelapa yang digunakannya untuk menggali. Tempurung tersebut berubah menjadi Gunung Batok yang sekarang berada di dekat Gunung Bromo. Setelah persyaratan tersebut gagal dipenuhi, Rara Anteng akhirnya dapat menikahi orang yang benar-benar dicintainya yaitu Joko Seger.
Kisah antara Joko Seger dan Rara Anteng tidak berakhir sampai disitu saja. Setelah lama menikah, mereka tidak dikaruniai anak. Joko Seger kemudian bertapa di kaki Gunung Bromo. Dirinya mendengar suara gaib yang mengatakan bahwa dirinya akan dikaruniai anak, namun dengan syarat bahwa mereka harus mengorbankan anak bungsunya kelak. Meskipun akhirnya dikaruniai 25 orang anak, namun sebagai orang tua, mereka tidak mau mengorbankan anaknya. Karena ingkar janji, langit menjadi gelap dan gunung pun meletus. Anak bungsu mereka menghilang karena jilatan lahar panas. Seketika itu terdengar peringatan untuk melakukan ritual pemberian sesaji pada tanggal 14 Bulan Kasada. Ritual tersebut masih dilakukan oleh masyarakat Tengger hingga sekarang.

Mitos tentang Pendaki yang Tersesat di Lautan Pasir
Meskipun lautan pasir tersebut merupakan hamparan dataran yang luas, namun banyak orang yang tersesat di kawasan tersebut. Menurut mitos yang beredar pada masyarakat sekitar, pendaki yang tersesat dapat menemukan kembali jalan pulang dengan melepas pakaiannya dan mengenakannya kembali secara terbalik. Di kawasan lautan pasir tersebut juga terdapat misteri akar gaib yang konon menyebabkan pendaki kehilangan arah. Peristiwa ini biasanya terjadi pada pendaki yang tidak menghormati kawasan di Gunung Bromo tersebut.


Mengintip Lebih jauh Keindahan Alam Dan Budaya Di Gunug Bromo

Hotel di Daerah Gunung Bromo
Pesona dan keindahan serta mitos yang ada di Gunung Bromo ini menjadi daya tarik tersendiri, mengingat dari hari ke hari, mingu ke minggu dan dari tahun ke tahun pengunjung semakin meningkat, baik yang ingin mendaki atau sekedar melihat dari jauh keindahan pesona alam ini. Hotel atau penginapan merupakan salah satu tempat yang mendukung dan mengakomodasi para pengunjung. Nah di kawasan inipun telah banyak tersedia berbagai jenis penginapan yang siap mengakomodasi para pengunjug, mulai dari Hotel di Gunung Bromo serta Hotel di Malang lainnya. Berikut sebagai referensi bagi sahabat yang ingin menginap di daerah kawasan Gunung Bromo

Kamis, 17 Maret 2016

Beberapa Cerita Rakyat Di Indonesia Yang Terkenal

Beberapa Cerita Rakyat Di Indonesia Yang TerkenalCerita-cerita rakyat adalah cerita-cerita yang kita warisi turun-temurun daripada datuk nenek kita. Semua bangsa mempunyai cerita rakyat masing-masing. Walaupun pada asalnya cerita rakyat diwariskan dari mulut ke mulut, tetapi banyak cerita rakyat kini sudah dibukukan. Cerita rakyat seperti Si Luncai, Lebai Malang, Pak Pandir, Si Tanggang adalah cerita-cerita rakyat yang menjadi popular kerana dibukukan. Berikut ini beberpa cerita rakyat yang ada di Indonesia. Berikut ini Daftar Nama Cerita Rakyat di Indonesia.


Beberapa Cerita Rakyat Di Indonesia Yang Terkenal


Sangkuriang (Jawa Barat)


Sangkuriang adalah legenda yang berasal dari Tatar Sunda. Legenda tersebut berkisah tentang terciptanya danau Bandung, Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Burangrang, dan Gunung Bukit Tunggul. Dari legenda tersebut, kita dapat menentukan sudah berapa lama orang Sunda hidup di dataran tinggi Bandung. Dari legenda tersebut yang didukung dengan fakta geologi, diperkirakan bahwa orang Sunda telah hidup di dataran ini sejak beribu tahun sebelum Masehi. Cerita rakyat lain yang berasal dari Jawa Barat adalah : Leungli, Lutung Kasarung, Mundinglaya Dikusumah.

Aji Saka (Jawa Tengah)

Disebutkan Aji Saka berasal dari Bumi Majeti. Bumi Majeti sendiri adalah negeri antah-berantah mitologis, akan tetapi ada yang menafsirkan bahwa Aji Saka berasal dari Jambudwipa (India) dari suku Shaka (Scythia), karena itulah ia bernama Aji Saka (Raja Shaka). Legenda ini melambangkan kedatangan Dharma (ajaran dan peradaban Hindu-Buddha) ke pulau Jawa. Legenda ini juga menyebutkan bahwa Aji Saka adalah pencipta tarikh Tahun Saka, atau setidak-tidaknya raja pertama yang menerapkan sistem kalender Hindu di Jawa. Kerajaan Medang Kamulan mungkin merupakan kerajaan pendahulu atau dikaitkan dengan Kerajaan Medang dalam catatan sejarah. Cerita Rakyat dari Jawa Tengah yang lain adalah : Jaka Tarub, Rara Jonggrang, Rara Mendut, dan Suronggotho.

Damar Wulan (Jawa Timur)

Damar Wulan mengabdi sebagai tukang rumput kepada Patih Loh Gender dari Majapahit. Karena kepandaiannya, Damar Wulan dapat menjadi abdi andalan Patih Loh Gender, dan Anjasmara putri sang patih terpikat dan jatuh cinta kepadanya. Damar Wulan kemudian mendapat tugas dari raja putri Majapahit, yaitu Ratu Kencana Wungu, untuk menyamar dengan tujuan membantu mengalahkan Menak Jinggo penguasa Blambangan yang bermaksud memberontak kepada Majapahit. Damar Wulan yang tampan dapat menarik perhatian selir-selir Menak Jinggo, yaitu Waeta dan Puyengan. Dengan bantuan mereka, Damar Wulan berhasil memperoleh senjata sakti gada Wesi Kuning milik Menak Jinggo. Menak Jinggo kemudian berhasil dikalahkan dan Damar Wulan menjadi pahlawan. Ia memboyong kedua selir tersebut, serta pada akhirnya juga mempersunting sang raja putri Majapahit. Cerita Rakyat yang lain dari Jawa Timur adalah : Ande Ande Lumut, Keong Mas, Sarip Tambak Oso, dan Sri Tanjung.

Sampuraga (Kalimantan Tengah)

Sampuraga adalah nama tokoh dalam cerita rakyat suku Dayak Tomun yang berasal dari Kabupaten Lamandau Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. Legenda Sampuraga bercerita tentang seorang anak yang durhaka pada ibunya dan karena itu dikutuk menjadi bukit batu. Sebuah bukit yang mirip reruntuhan kapal yang telah membatu di desa Karang Besi, Kabupaten Lamandau, tepatnya 2 kilometer dari tepian sungai Belantikan, dinamai menurut legenda ini. Bukit Sampuraga, demikian nama obyek wisata Pemerintah Kabupaten Lamandau tersebut, diyakini memiliki bagian dek dan layar kapal Sampuraga.

Puteri Tujuh (Riau)

Putri Tujuh adalah dongeng atau cerita rakyat mengenai asal mula Kota Dumai. Cerita ini mengisahkan tentang seorang pangeran yang pinangan nya di tolak oleh kerajaan Seri Bunga Tanjung. Karena malu dan tidak terima maka pangeran tersebut memulai perang, dan peperangan pun tidak dapat di hindari dan berlangsunglah perang yang hebat selama empat bulan lebih lamanya. Cerita Rakyat yang lain dari provinsi Riau adalah :Bawang Merah dan Bawang Putih, Batang Tuaka (legenda), Legenda Batu Rantai (Temasek di landa Todak), dan Putri Kaca Mayang

Malin Kundang (Sumatera Barat)

Malin Kundang adalah kaba yang berasal dari provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Legenda Malin Kundang berkisah tentang seorang anak yang durhaka pada ibunya dan karena itu dikutuk menjadi batu. Sebentuk batu di pantai Air Manis, Padang, konon merupakan sisa-sisa kapal Malin Kundang. Cerita rakyat yang lain dari Provinsi Sumatera Barat adalah : Kaba Anggun Nan Tongga, Kaba Cindua Mato, Kaba Sutan Pangaduan, dan Lebai Malang.

Berikut adalah daftar nama cerita rakyat menurut provinsi
ProvinsiCerita Rakyat Provinsi
Cerita Rakyat
NAD
Asal-usul Tari Guel, Mentiko Betuah, Si Kepar, Atu Belah, Raja Burung Parakeet, Lesek Keti Ara, Beungong Meulu dan Beungong Peukeun, Banta Seudang, Banta Berensyah, Putra Mahkota Amat Mude, Tujuh Anak Lelaki
NTB
Putri Mandalika Nyale, Ali Mangkung, Cilinaya, Kisah Doyan Nada, Ki Rangga, Sandubaya dan lala Seruni, Ratna Ayu Wideradin dan Monyeh, Batu Golog
Sumut
Asal Mula Danau Si Losung dan Si Pinggan, Kisah Kelana Sakti, Kisah Puteri Ular, Asal Mula Danau Toba, Legenda Batu Gantung, Legenda Puteri Bidadari, Legenda Lau Kawar
NTT
Bete Dou No Mane loro,  Skolong dan Cue, Lona Kaka dan Lona lara, Legenda Bulit Fatinesu, Kua Siga Wunga, Legenda Ile Mauraja, Raja Laku Leik yang Bengis, Suri Ikun dan Dua Burung
Sumbar
Asal-usul Danau Maninjau, Rambun Pamenan, Sabai Nan Aluih, Siamang Putih, Bujang Kirai Yang Pemberani, Mak Isun Kayo
Kalbar
Semangka Emas, Asal Mula Nama Sungai Kawat, Kisah Putung Kempat, Asal Mula Nama burung Ruai, Legenda Sungai Landak, Putri Anam dan Putri Bussu, Batu Menangis, Legenda Bulit Kelam
Riau
Asal Mula Pulau Sangkar Ayam, Hang Tuah Ksatria Melayu, Puteri Pinang Masak, Legenda Puteri Mambang Linau, Penghulu Tiga Lorong, Batu Batungkup, 
Pangeran Suta dan Raja Bayang, Suak Air Mengubuk, Si Lancang
Kalteng
Asal Mula danau Melawen, Palui, Dohong dan Tingang, Asal-usul Ikan Patin, Nyi Balau kehilangan Anak, Sangi Sang Pemburu, Uder Mancing, Ambun dan Rimbun
Kepri
Puteri Pandan Berduri, 
Asal Mula Selat Nasi di Pulau Subi, Legenda Pulau Senua
Kalsel
Hampang Datu, Legenda Gunung Batu Bangkai, Dewi Luing Indung Bunga, Datu pulut, Batu Bini dan Batu laki, Datu Pulung, Asal Mula Pulau Kambang, Datung Ayuh dan Bambang Siwara, Ning Rangda
Jambi
Si Kelingking, Tan Talanai, Puteri Ayu Nyimas Rahima, 
Puteri Rainun dan Rajo Mudo, 
Asal-usul Raja Negeri Jambi, Puteri Tangguk, Datuk Darah Putih
Kaltim
Asal-usul Raja Suku Tunjung, Nyapu dan Moret, Legenda Pesut Mahakam, Sal-usul Orang Basap, Asal Mulau Erau, Asal Mula Danau Lipan
Sumsel
Asal Mula Nama Palembang, Baginde Lubuk Gong, Legenda Pulau Kemaro, Semesat dan Semesit, Raden Alit, Raja Empedu, Si Pahit Lidah
Sulut
Asal-usul Burung Moopoo, Napombalu, Ratu Adioa, Sigarlaki dan Limbat, Tulap dan Lelaki Tua, Kekekow dengan Gadis Miskin, Abo Maongkuroit
Babel
Si Penyumpit, Legenda Batu Balai, Legenda Panglima Angin, Cerita Layang, Pak Udak dan Gergasi, Putri Piang Gading, Si Kelingking, Bujang Katak
Sulbar
Asal Mula tari Patuddu, Asal Mula Nama Pamboang, Panglima To Dilaling, I Karake lette, Cengnge, Samba Paria, Hawadiyah, I Tui-tuing
Bengkulu
Anok Lumang, Putri Serindang Bulan, Keramat Riak, Legenda Batu berambai, Kisah Ular N'Daung, Si Gulap Yang Sabar, Legenda Ular Kepala Tujuh, Asal Mula Danau Tes, Sinatung Natak
Sulteng
Asal-usul Ikan Duyung, Legenda Tanduk Ayam, Tadulako Bulili, Legenda Kampung Payol, Sesentola dan Burung Garuda, Legenda Batu Bagga, Asal-usul Pohon Sagu dan Palem
Lampung
Buaya Perompak, Si Bungsu, Sang Kabelah, Unang Batin, Ratu Ali, Putri Siluman, Sidang Belawan, Si Bugu yang Pandir, Kisah Telu Pak
Sultra
Lamoelu Si Anak Yatim, La Onto-ontolu, Anak Gadis Nining Kubaea, Asal Mula Burung Ntaapo-apo, Indara Pitaara dan Siraapare, La Sirimbone, Oheo, Asal Mula Nama Gunung Mekongga
Jakarta
Murtado Macan Kemayoran, Si Pitung, Asni dan Mirah, Untung Suropati, Angkri Jagoan tanjung priok yang Angkuh, Legenda Codet, Si Jampang, Tauke Pemberani dari Batavia
G'talo
Asal Mula Danau Limboto, Asal Mula Botu Liodu Lei Lahilote, Limonu Yang Perkasa, Asal-usul Daerah Tapa , Tuladenggi, dan Panthungo
Banten
Masjid Terate Udik,Legenda Batu Kuwung, Legenda Gunung Pinang, Pangeran Pande Gelang dan putri Cadasari, Legenda Tanjung Lesung, Legenda prasasti Munjul, Sultan Maulana Hasanudin
Sulsel
Putri Tandampalik, Ambo Upe dan Burung Beo, Lamadukelleng, Sawergading, La Upe, Nenek pakande, I Laurang
Jabar
Ki Rangga Gading, Asal Mula Nama Cianjur, Danau Situ Bagendit, Putri Kandita, Legenda karang Nini dan Bale kambang, Asal-usul Nama Giri lawungan, Asal Mula Nama Dayeuh Manggung
Maluku
Buaya Tembaga, Empat Sultan di Maluku Utara, Nenek Luhu, Bulu Pamali, Legenda Tanifal di Pulau Buru, Batu Berdaun
Jateng
Jaka Tarub, Timun Emas, Jaka Kendhil, Legenda gunung Wurung, Arya Penangsang, Ki Ageng Pandanaran, Legenda Kawah Sikidang, Dewi Sri, Legenda Rawa pening, Rara Mendhut
Malut
Batu Belah, Asal Mula telaga Biru
DIY
Kali Gajah Wong, Roro Jonggrang, Syekh Balebelu, Kisah gua Kiskendha, Asal Mula Gunung Merapi, Baron Sekender, 
Ki Ageng Mangir Wanabaya, 
Papua
Topeng dan Pesta Roh, Legenda Batu Keramat, Asal Mula Nama Irian, Asal Mula Kerang di Nimboran, Peu Mana Meinegaka Sawai, Biwar Penakhluk Naga, Meraksmana, Danau Walait yang Keramat, Buaya Ajaib Sungai Tami
Jatim
Calon Arang, Ande-ande Lumut, Legenda gunung Kelud, Jaka Seger dan rara Anteng, Jaka Budug dan putri Kemuning, Legenda Gunung Arjuna, Legenda Telaga Pasir, Asal mula Nama Surabaya
P. Barat
Asal-usul Burung Cenderawasih, Asal-usul Telaga Wekaburi
Bali
Asal-usul Buleleng dan Singaraja, I Ceker Cipak, Asal Mula Hama, Asal Mula Selat Bali, Jayaprana dan Layonsari, Pan Kasim dan Ular, 

Rabu, 16 Maret 2016

Tari Musyoh Dari Papua Tarian Pengusir Arwah

Tari Musyoh Dari Papua Tarian Pengusir Arwah - Disetiap daerah kususnya yang berada di Indonesia kesenian dan kebudayaan adalah 2 kata yang selalu ada didalamnya, disetiap daerah di Indonesia juga memiliki nilai kebudayaan dan unsur kesenian yang unik dan berbeda, sama seperti di suatu daerah yakni papua, disana terdapat banyak sekali suku yang menepati tanah papua dan tentu saja disetiap suku tersebut memiliki budaya dan kesenian yang beraneka ragam, salah satu kesenian dari papua ini sendiri adalah dari segi seni tari yaitu Tari Musyo.

Tari Musyoh

Tari Musyoh Papua

Tari Musyoh ini adalah salah satu seni tari yang sangat sakral, tari ini merupakan tari ritual untuk mengusir para arwah orang yang meninggal akibat hal tertentu, dan pada umumnya tarian ini ditarikan pada saat terdapat warga dari tanah papua yang telah meniggal akibat kecelakaan, masyarakat papua mempercayai jika ada seorang yang meninggal karena kecelakaan maka arwah yang meninggal tersebut tidak akan tenang, oleh sebab itu dilangsungkanlah ritual Tari Musyoh ini, karena dipercayai dengan mengadakan Tari Musyoh ini sang arwah dapat tenang.

Tari Musyoh

Tari Musyoh, Sedangkan Tari Selamat Datang yaitu tarian yang diiringi dengan musik ritmis dengan pola gerak tari dinamis yang menunjukkan keceriaan hati masyarakat dalam menyongsong tamu yang dihormati. Tari ini menampilkan beberapa kelompok penari pria dengan baju adat papua lengkap dengan tameng dan tombaknya.

Tarian ini hampir menyerupai seperti tarian perang, di mana gerakan yang energik terlihat dalam memainkan tameng serta tombak, kadang-kadang diiringi nada teriakan yang khas. Itulah menjadi gerakan khas dalam tarian tersebut.

Minggu, 13 Maret 2016

Keindahan Gunung Semeru Serta Kisah Tragedi Cintanya

Keindahan Gunung Semeru Serta Kisah Tragedi Cintanyaterkenal sebagai gunung tertinggi di Pulau Jawa. Ketinggian dari gunung ini adalah 3676 m dari permukaan laut. Puncak gunung ini dikenal dengan sebutan Mahameru. Pada musim kemarau, suhu di Mahameru dapat turun hingga minus 0 derajat Celcius. Oleh karenanya, Kristal es merupakan pemandangan yang biasa terjadi di kawasan tersebut. Di puncak gunung ini terdapat kawah vulkanik bernama Jonggring Saloko yang mengeluarkan belerang dan gas beracun. Karena keberadaan gas beracun tersebut, pendaki dilarang untuk menuju area kawah melalui sisi selatan. Anda dapat menemukan gunung ini di perbatasan antara Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang di Jawa Timur. Untuk melestarikan keindahan alam dan potensi wisatanya, gunung ini dimasukan ke dalam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru merupakan kawasan seluas lebih dari 50 ribu hektar tanah yang berupa pegunungan dan lembah. Selain Gunung Semeru, di kawasan taman nasional ini juga terdapat gunung lain seperti Gunung Bromo, Gunung Batok, Gunung Widodaren dan Gunung Watangan. Empat danau yang mencakup Ranu Darungan, Ranu Kumbolo, Ranu Regulo dan Ranu Pani juga termasuk dalam kawasan taman wisata tersebut. Di kawasan gunung tersebut terdapat vegetasi berupa pohon akasia, pinus dan cemara. Bunga yang khas dari gunung ini adalah Bunga Edelweiss.


Keindahan Gunung Semeru Serta Kisah Tragedi Cintanya

Jalur Pendakian yang Panjang

Rute pendakian Gunung Semeru menjadi sasaran para pecinta petualangan karena setiap bagian dari jalur tersebut menawarkan tantangan tersendiri. Rute awal pendakian dimulai dari Ranu Pani. Di kawasan pendakian ini, dapat Anda temui warung, penginapan sederhana dan pos pendakian. Perjalanan dapat dilanjutkan menuju Ranu Kumbolo. Dalam perjalanan ke sana, pendaki akan menemukan tanjakan yang cukup panjang dan tidak terlalu curam. Kita akan membahas tentang tanjakan yang istimewa ini nanti. Setelah sampai di Ranu Kumbolo, para pendaki disarankan untuk mengisi persediaan air mereka. Sumber air selanjutnya yang berada di Kalimati jaraknya cukup jauh. Membawa persediaan air yang cukup akan membantu pendaki agar tidak kehausan dalam perjalanan.
Rute pendakian menuju Kalimati akan melewati pos pendakian yang berada di Jambangan. Meskipun Gunung Semeru masih sangat jauh dari kawasan tersebut, namun Puncak Mahameru sudah dapat terlihat keindahannya. Setelah sampai di Kalimati, tujuan pendakian selanjutnya adalah menuju Arcopodo. Akan tetapi, pendaki disarankan untuk berkemah di Kalimati terlebih dahulu. Para pendaki akan memerlukan stamina yang banyak untuk dapat mengakses lokasi Arcopodo. Pendakian dilakukan pada dini hari ketika matahari belum bersinar terik dimana pukul 24:00 malam dan 01:00 dini hari merupakan waktu yang ideal untuk melanjutkan perjalanan menuju Puncak Mahameru.



Arcopodo sendiri berupa tanah datar yang cukup luas di lereng Gunung Semeru. Para pendaki sering memanfaatkan kawasan ini sebagai tempat beristirahat yang terakhir sebelum sampai di Puncak Mahameru. Nama unik yang dimiliki oleh tempat ini akan kita bahas nanti. Perjalanan menuju puncak bukanlah hal yang mudah. Suhu yang relatif dingin dan tanah yang labil cukup menguras stamina. Pendaki sering diperingatkan untuk berhati-hati karena setiap beberapa menit sekali kawah Jonggring Saloka menyemburkan debu vulkanik ke langit. Dari Arcopodo, perjalanan menuju Puncak Mahameru memakan waktu kurang lebih lima jam. Kekuatan fisik dari para pendaki menentukan kecepatan perjalanan tersebut. Sesampainya di Puncak Mahameru, pendaki dapat menikmati Gunung Bromo, Gunung Arjuno dan Gunung Welirang.

Mitos Tanjakan Cinta dan Misteri Patung Kembar
Seperti yang telah disebutkan dalam rute pendakian Gunung Semeru, perjalanan menuju Ranu Kumbolo melewati tanjakan yang cukup panjang namun tidak curam. Diantara para pendaki gunung, tanjakan tersebut terkenal dengan sebutan Tanjakan Cinta. Tanjakan ini mendapat nama demikian bukan hanya karena bentuknya yang menyerupai bentuk hati, melainkan juga karena kisah cinta tragis yang terjadi di kawasan tersebut. Konon kabarnya, ada sepasang kekasih yang sedang mendaki melewati tanjakan tersebut. Sang pria berjalan di depan dan diikuti oleh sang gadis di belakangnya. Tanpa disadari sang pria, kekasihnya ternyata pingsan dan terguling hingga tewas. Kejadian tersebut diabadikan menjadi nama tanjakan tersebut.
Terdapat dua versi mitos yang berkembang di antara para pendaki tentang keberadaan Tanjakan Cinta tersebut. Mitos yang pertama menyebutkan apabila ada seseorang yang sedang jatuh cinta mendaki tanjakan tersebut tanpa menoleh ke belakang, maka kisah cintanya akan memiliki akhir yang bahagia. Sedangkan mitos yang lain menyebutkan bahwa pendaki yang melewati tanjakan tersebut sambil membayangkan orang yang dicintainya, maka orang yang dibayangkan juga akan berakhir mencintainya. Entah apakah mitos tersebut benar atau tidak, yang jelas Tanjakan Cinta menawarkan keindahan yang patut untuk dinikmati.
Selain kisah cinta yang tragis di tanjakan tersebut, jalur pendakian menuju Gunung Semeru juga menyimpan mitos yang menyeramkan. Salah satu pos di jalur pendakian adalah Arcopodo. Secara etimologis, kata “arco” berarti “arca” atau patung batu, sedangkan kata “podo” berarti “sama”. Arcopodo diartikan sebagai sepasang patung batu kembar. Konon kabarnya, Arcopodo dibuat oleh prajurit dari Kerajaan Majapahit. Namun sayangnya, hanya pendaki yang memiliki indra keenam saja yang mampu melihat arca gaib tersebut. Pendaki yang melihatnya pun memiliki deskripsi yang berbeda tentang bentuk arca. Sebagian mengatakan ukurannya tidak lebih dari tinggi anak kecil, sedangkan yang lain mengatakan bahwa arca tersebut berukuran cukup besar sehingga dapat dilihat dari kejauhan.


Keindahan Gunung Semeru Serta Kisah Tragedi Cintanta

Legenda Deretan Pegunungan di Pulau Jawa
Legenda awal mula Gunung Semeru tertulis di Kitab Tantu Pagelaran yang berasal dari abad ke-15. Dalam kitab tersebut diceritakan bahwa pada awal penciptaan, Pulau Jawa terombang-ambing mengambang di lautan luas. Karena tanahnya terguncang keras dan terjadi bencana, para Dewa memutuskan untuk memaku Pulau Jawa dengan lempeng benua agar tidak terombang-ambing lagi. Untuk melakukan hal tersebut, mereka mengambil Gunung Meru yang berada di India dan memindahkannya ke atas Pulau Jawa.
Gunung tersebut merupakan cikal bakal Gunung Semeru. Dalam cerita tersebut, Dewa Wisnu merubah dirinya menjadi seekor kura-kura raksasa untuk menggendong gunung tersebut di atas cangkangnya. Dewa Brahma turut membantu dengan merubah dirinya menjadi seekor ular yang mengikat gunung tersebut ke tubuh kura-kura agar tidak terjatuh. Dari India, kura-kura jelmaan Dewa Wisnu sampai di bagian Barat Pulau Jawa. Namun, ketika Gunung Meru dipakukan di bagian tersebut, bagian Timur Pulau Jawa terangkat. Agar seimbang, Gunung Meru dipindahkan ke bagian Timur. Akan tetapi ketika dibawa melintasi pulau, sebagian dari gunung tersebut tercecer dari Barat ke Timur dan menciptakan rangkaian pegunungan.
Sayangnya, setelah sampai di bagian Timur, kondisi Pulau Jawa tetap tidak stabil. Untuk menjaga agar tetap stabil, Gunung Maru dibagi menjadi dua bagian. Potongan gunung tersebut ditempatkan di Barat Laut, bagian inilah yang kemudian berubah menjadi Gunung Pananggungan. Sedangkan bagian utama dari Gunung Meru ditempatkan di lokasi yang sekarang dikenal sebagai Gunung Semeru. Puncak Mahameru didiami oleh Dewa Shiwa. Dalam perjalanannya, Dewa Shiwa melihat pohon Jawawut tumbuh di Pulau Jawa. Dari kata “Jawawut” itulah diambil nama “Jawa” yang menjadi nama pulau tersebut hingga sekarang.