Kamis, 03 Desember 2015

Daftar Budaya Di Indonesia Yang Di Kalim Negara Lain

Daftar Budaya Di Indonesia Yang Di Kalim Negara Lain - Telah kita ketahui bersama jika negara kita ini sangat kaya akan budayanya, Ini adalah sebuah fakta yang nyata dan tidak bisa disangkal oleh siapapun, Akan tetapi di balik itu semua kekayaan akan budaya yang miliki Indonesia sangat lemah perhatian dari Pemerintah dan juga  bangsa Indonesia sangat lemah mematenkan apa yang seharusnya menjadi hak bangsa Indonesia.

Daftar Budaya Di Indonesia Yang Di Kalim Negara Lain


Akhir-akhir ini Bangsa Indonesia dikagetkan dengan klaim Malaysia atas tarian Pendet dari Bali. Dari data yang dikumpul setidaknya terdapat 32 daftar artefak budaya Indonesia yang di klaim bangsa lain.

Berikut ini adalah daftar artefak budaya Indonesia yang diduga dicuri, dipatenkan, diklaim, dan atau dieksploitasi secara komersial oleh korporasi asing, oknum warga negara asing, ataupun negara lain:

  • Batik dari Jawa oleh Adidas
  • Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
  • Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
  • Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia
  • Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
  • Rendang dari Sumatera Barat oleh Oknum WN Malaysia
  • Sambal Bajak dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Belanda
  • Sambal Petai dari Riau oleh Oknum WN Belanda
  • Sambal Nanas dari Riau oleh Oknum WN Belanda
  • Tempe dari Jawa oleh Beberapa Perusahaan Asing
  • Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
  • Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
  • Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
  • Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia
  • Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia
  • Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
  • Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
  • Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
  • Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
  • Kursi Taman Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Perancis
  • Pigura Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh Oknum WN Inggris
  • Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
  • Desain Kerajinan Perak Desak Suwarti dari Bali oleh Oknum WN Amerika
  • Produk Berbahan Rempah-rempah dan Tanaman Obat Asli Indonesia oleh Shiseido Co Ltd
  • Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
  • Kopi Gayo dari Aceh oleh Perusahaan Multinasional (MNC) Belanda
  • Kopi Toraja dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepang
  • Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia
  • Kain Ulos oleh Malaysia
  • Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia
  • Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia
  • Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia
Bangsa serumpun atau dikenal dengan Malaysia setidaknya mengklaim 21 artefak budaya Indonesia, dan yang terkini adalah tari Pendet dari Bali.

Demikin informasi yang saya berikan tentang Daftar Budaya Di Indonesia Yang Di Kalim Negara Lain Semoga informasi ini dapat menyadarkan kita semua untuk terus menjaga kelestarian Budaya Indonesia yang telah di wariskan oleh para pendahulu kita, Terima kasih.

Rabu, 02 Desember 2015

7 Suku Di Indonesia Yang Hampir Punah Keberadaanya

7 Suku Di Indonesia Yang Hampir Punah Keberadaanya - Telah kita ketahui bersama jika Indonesia adalah suatu negara yang sangat unik dan beraneka ragam suku serta budayanya, karena Indinesia memiliki kurang lebih 17ribu pulau, 1500 suku dan 1027 bahasa. Namun sayang kebijakan pembangunan sepertinya mengancam kelestarian budaya suku asli Indonesia. akibatnya banyak suku di Indonesia yang terancam punah. Padahal tempat dimana mereka terancam adalah daerah mereka sendiri yang di tinggali sejak dahulu. Malangnya banyak diantara mereka yang harus menyingkir dari daerah mereka sendiri karena keegoan para pengusaha. Para manusia modern yang ingin menguasai hutan atau mengambil kekayaan alam yang ada di tempat suku suku itu tinggal. Berikut 7 suku Indonesia yang hampir punah.

1. Suku Mentawai (Sumatra Barat)

7 Suku Di Indonesia Yang Hampir Punah Keberadaanya

Suku Mentawai adalah suku kuno yang berada di kepulauan mentawai bagian dari wilayah Sumatra Barat dan Utara. Asal usulnnya yang misterius menjadi perdebatan dikalangan peneliti. Ada yang berpendapat bahwa suku ini berasal dari bangsa polinisea ada pula yang meyakini suku ini berasal dari bangsa Proto Malaya atau melayu tua. Tempatnya yang terisolasi membuat budayanya berbeda dengan suku suku terdekatnya.

sejak masuknya orang luar dan perkembangan jaman suku mentawai sudah berada pada generasi terakhir. Karena banyak anak anak suku mentawai yang tidak mengikuti budaya tradisional yang ditanamkan para leluhurnya.

2. Suku Asli Papua

7 Suku Di Indonesia Yang Hampir Punah Keberadaanya

Keberadaan Suku Asli Papua keberadaannya mulai terancam punah karena kebiasaan buruk yang dimiliki suku tersebut. Seperti sex bebas dan meminum miras. Penularan penyakir HIV/Aids di Papua semakin tidak terkendali, hal ini membuat keberlangsungan hidup suku asli papua terancam punah.

selain itu maraknya minmuman keras di papua membuat suku disana banyak yang mati karena sering meminumnya.

3. Suku Togutil (Halmahera)

7 Suku Di Indonesia Yang Hampir Punah Keberadaanya

Suku Togutil yang mendiami hutan Halmahera terancam punah akibat akitivitas pertambangan. Suku togutil merupakan komunitas etnis yang hidupnya berpindah pindah di hutan. Mereka tinggal di hutan Totodogu dan hutan Lolobata. Jika perusahaan tambang terus menambang dikawasan hutan maka suku ini akan terancam punah karena area tersebut sumber kehidupan mereka.

daerah Halmahera timur dan Halmahera tengah memang direncanakan akan dibangun pabrik feronikel. Namun rencana itu mengancam keberadaan suku asli didaerah tersebut. Kerusakan habitat suku togutil merupakan bentuk pelanggaran hak asasi manusia.


4. Suku Anak Dalam (Jambi)

7 Suku Di Indonesia Yang Hampir Punah Keberadaanya

Selanjutnya. kebaradaan orang rimba di jambi terancam punah akibat hutan yang digunakan untuk tempat tinggal malah dibuat kawasan perusahaan. Bahkan tidak jarang mereka justru harus lari dari wilayah yang didiaminya sejak dulu. Keberadaan mereka saat ini semakin menurun terlebih sejak adanya kawasan sebuah perusahaan dikawasan hutan harapan.

sejak tahun 2006, masyarakatnya yang sebelumnya ada ratusan kepala keluarga harus meninggalkan kampung halamannya akibat kawasan mereka yang masuk ke dalam perusahaan tersebut. Orang rimba merupakan salah satu komunitas terasing di provinsi jambi. Mereka terbagi dalam macam macam suku tergantung daerahnya. pemerintah setempat memutuskan menyebut orang rimba dengan sebutan anak dalam.

5. Suku Hutan (Batam)

7 Suku Di Indonesia Yang Hampir Punah Keberadaanya

Suku Hutan adalah salah satu suku terasing di batam. Mereka terancam punah karena kurang mendapat perhatian. Pada tahun 1970 an, ada 70 keluarga atau 150 jiwa yang mendiami pulau rempang di Batam.kini jumlahnya hanya 13 jiwa dari 8 keluarga. Menurut anak seorang sesepuh mengatakan, salah satu penyebab suku ini hampir punah karena kebiasaan suku yang pindah keluar daerah dan tidak kembali lagi setelah di rantau. Selain itu kebiasaan Suku Hutan yang gemar minum Toak menyebabkan mereka jatuh sakit dan meninggal. Suku Hutan menghuni pulau rempang sejak ratusan tahun yang lalu

6. Suku Sakai di Riau

7 Suku Di Indonesia Yang Hampir Punah Keberadaanya

Suku Sakai merupakan suku asli yang berada di provinsi Riau, mereka dikenal hidup nomaden atau suka berpindah pindah dari satu hutan ke hutan lain. Sesuai dengan arti nama sakai yang berarti anak anak negri yang hidupnya disekitar sungai. Mata pencaharian suku ini bersumber dari kekayaan yang ada di sungai yakni ikan.

Banyak masyarakat yang beranggapan suku sakai jauh dari kemajuan sehingga mereka diremehkan bahkan dianggap rendah. Kini suku sakai sangat sedikit populasinya bahkan terancam punah. Penyebabnya adalah tanah yang ditinggali mereka kaya akan minyak dan hutannya pun rimbun dengan jutaan pohon. Banyak orang yang kemudian mengeksploitasinya secara berlebihan. Kini suku sakai tidak mempunyai ruang untuk hidup. System kebijakan yang diterapkan Negara justru membuat suku suku ini terasing dari tanah leluhur mereka.

7. Suku Samin (Bojonegoro)

7 Suku Di Indonesia Yang Hampir Punah Keberadaanya

Berlanjutnya ke Suku Samin Bojonegoro yang hidup dikawasan hutan seluas 74 ribu hektar di kecamatan margomulyo kabupaten Bojonegoro. Hingga saat ini suku samin di Bojonegoro masih tetap ada namun banyak mengalami perubahan. Ajaran samin yang disebarkan oleh samin sorosentiko adalah bentuk sebuah penolakan terhadap budaya colonial belanda yang muncul pada masa penjajahan belanda abad 19 di Indonesia.

keberadaan suku samin yang sekarang dengan yang dulu sudah berubah total hingga 180 derajat, Terutama para generasi mudanya. Perubahan jaman suku samin ini berpengaruh terhadap tradisi masyarakat suku samin, seperti sudah menggunakan sepeda motor, traktor, dan pupu kimiawi dalam pertanian. Serta sudah mengenal banyak budaya dari luar.

Minggu, 30 Agustus 2015

20 Keindahan Indonesia Yang Mendunia

Indonesia adalah negara yang indah. Seluruh orang yang hidup di dalamnya juga pasti tau, tapi tau kah kamu kalo dari ujung timur ke barat Indonesia penuh dengan keindahan alam yang teramat sangat. Seluruh keindahan itu tidak hanya memukau kita tetapi juga orang-orang dari penjuru dunia.
Ini dia 20 keindahan alam Indonesia yang mendunia: 
1. Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat ( Indonesia )
Rinjani memiliki panaroma yang bisa dibilang paling bagus di antara gunung-gunung di Indonesia. Setiap tahunnya (Juni-Agustus) banyak dikunjungi pencinta alam mulai dari penduduk lokal, mahasiswa, pecinta alam. Suhu udara rata-rata sekitar 20°C; terendah 12°C. Angin kencang di puncak biasa terjadi di bulan Agustus. Beruntung akhir Juli ini, angin masih cukup lemah dan cuaca cukup cerah, sehingga pendakian ke puncak bisa dilakukan kapan saja.

2. Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur ( Indonesia )
Taman Nasional Komodo (TN. Komodo) merupakan kawasan yang terdiri dari beberapa pulau dengan perairan lautnya. Pulau-pulau tersebut merupakan habitat satwa komodo (Varanus komodoensis) yaitu reptil purba yang tersisa di bumi. Kondisi alamnya unik, terdapat padang savana yang luas dengan pohon lontarnya (Borassus flabellifer).

3. Kepulauan Raja Ampat, Papua ( Indonesia )
Kepulauan Raja Ampat merupakan kepulauan yang berada di barat pulau Papua di provinsi Papua Barat, tepatnya di bagian kepala burung Papua. Kepulauan ini merupakan tujuan penyelam-penyelam yang tertarik akan keindahan pemandangan bawah lautnya

4. Kawah Ijen, Jawa Timur ( Indonesia )
Kawah Ijen merupakan salah satu gunung berapi atraksi wisata di Indonesia. Kawah Ijen merupakan objek wisata terkenal, yang telah dikenal oleh para wisatawan domestik dan asing karena keindahan alam dan bahari.

5. Puncak Jaya, Papua ( Indonesia )
Indonesia patut berbangga dengan keunikan dan kekayaan alam serta tradisi masayarakatnya. Kali ini, Carstenz Pyramid atau yang bisa disebut dengan puncak jaya, juga berada di Papua. Puncak Carstensz ( Puncak Jaya ) ini merupakan puncak yang tertinggi di Australia dan Oceania.

6. Anak Krakatao, Selat Sunda ( Indonesia )
Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada salah satu puncak gunung berapi di sana karena letusan pada tanggal 26-27 Agustus 1883, kemudian sirna. Letusannya sangat dahsyat dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa

7. Gunung Bromo, Jawa Timur ( Indonesia )
Gunung Bromo merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif.

8. Kelimutu, Nusa Tenggara Timur ( Indonesia )
Gunung Kelimutu adalah gunung berapi yang terletak di Pulau Flores, Provinsi NTT, Indonesia. Lokasi gunung ini tepatnya di Desa pemo Kecamatan kelimutu, Kabupaten Ende. Gunung ini memiliki tiga buah danau kawah di puncaknya. Danau ini dikenal dengan nama Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna yang berbeda, yaitu merah, biru, dan putih. Walaupun begitu, warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu.

9. Taman Laut Bunaken, Sulawesi Utara ( Indonesia )
Taman laut Bunaken memiliki 20 titik penyelaman (dive spot) dengan kedalaman bervariasi hingga 1.344 meter. Dari 20 titik selam itu, 12 titik selam di antaranya berada di sekitar Pulau Bunaken. Dua belas titik penyelaman inilah yang paling kerap dikunjungi penyelam dan pecinta keindahan pemandangan bawah laut.

Pernah Sebanyak 2.827 orang memecahkan rekor selam dunia dalam suatu upacara peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Ke-64 tahun, bawah air di Pantai Malalayang, Manado,sebagai bagian atraksi “Sail Bunaken” 2009.

10. Danau Toba, Sumatra Utara ( Indonesia )
Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer (danau volkanik terbesar di dunia). Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir. Danau Toba sejak lama menjadi daerah tujuan wisata penting di Sumatera Utara selain Bukit Lawang dan Nias, menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

11. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur ( Indonesia )
Baluran adalah Afrikanya Indonesia, Taman Nasional ini merupakan perwakilan ekosistem hutan yang spesifik kering di Pulau Jawa, terdiri dari tipe vegetasi savana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Sekitar 40 persen tipe vegetasi savana mendominasi kawasan Taman Nasional Baluran.

12. Pantai Dreamland, Bali ( Indonesia )
Dreamland atau lebih dikenal sebagai Pantai Dreamland merupakan salah satu pantai terindah di Bali selain Pantai Kuta. Pantai yang terletak tidak jauh dari daerah Uluwatu di Pulau Dewata ini sudah sangat terkenal karena keindahannya. Keindahan dan kebersihan pantai menambah daya tarik pengunjung, bukan hanya dari dalam negeri tapi juga turis manca negara.

13. Kerinci, Jambi ( Sumatra Indonesia )
Kerinci boleh bangga dengan keberadaan Danau Gunung Tujuh yang merupakan danau tertinggi di Asia Tenggara. Serta terdapat beberapa danau kecil lainnya dengan keindahan alamnya yang unik. Danau Belibis dengan alam yang masih asli memberikan sentuhan yang berbeda.

14. Green Canyon, Jawa Barat ( Indonesia )
Green Canyon menyimpan pesona luar biasa. Perpaduan antara sungai, lembah hijau, hutan lindung, dan aneka stalaktit-stalakmit. Keindahan berbalut kesunyian, bagai surga yang tersembunyi. Green Canyon mulai dikembangkan pada tahun 1989.

15. Danau Sentani, Papua ( Indonesia )
Danau Sentani di bawah lereng Pegunungan Cycloops yang terbentang antara Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura, Papua. Lanskap Danau Sentani dengan gugusan pulau di tengahnya merupakan salah satu yg terindah di Indonesia.

16. Goa Gong, Jawa Timur ( Indonesia )
Goa Gong diklaim sebagai goa terindah di Asia Tenggara. Di dalam gua ini Anda dapat menyaksikan berbagai macam tonjolan batuan (stalaktit/stalakmit) yang sangat menarik dan proses terjadinya secara alami.

17. Taman Nasional Bantimurung, Sulawesi Selatan (Indonesia)
Taman Nasional Bantimurung mempunyai pemandangan alam yang paling indah. Karena di taman nasional ini, terdapat sumber air yang tidak pernah kering. Sehingga berbagai jenis tanaman dapat bertahan di saat musim kemarau yang panjang.

18. Kep. Belitung, Bangka Belitung ( Indonesia )
Pulau indah, pemandangan unik pantai pasir putih asli dihiasi batu-batu granit yang artistik dan air laut sejernih kristal, dikelilingi oleh ratusan pulau-pulau kecil.

19. Pulau Derawan, Kalimantan Timur (Indonesia )
Di perairan sekitarnya terdapat taman laut dan terkenal sebagai wisata selam (diving) dengan kedalaman sekitar lima meter. Pada batu karang di kedalaman sepuluh meter, terdapat karang yang dikenal sebagai “Blue Trigger Wall”

20. Goa Kalisuci, Jogjakarta ( Indonesia)
Sungai bawah tanah yang mengalir di bawah barisan pegunungan kapur yang bermuara di laut selatan pulau Jawa.Merupakan salah satu dari tiga pusat wisata petualangan cave tubing yang ada di dunia, setelah Meksiko dan Selandia Baru.

Kamis, 30 April 2015

Upacara Pasola dari Pulau Sumba


Upacara Palsola dari Pulau Sumba
Pasola Sumba

 Jika kita berbicara tentang pulau Sumba yang terbesit didalamnya adalah pulaunya para arwah, di setiap sudut kota sampai ke sudut kampung di pulau Sumba tersimpan persembahan dan pujian para abdi, Nama sumba ini berasal dari nama nama ibu seorang model Rambu Humba, istri dari Umbu Mandoku, Umbu  Mandoku ini adalah salah satu peletak landasan suku atas kabisu Sumba, sebagian besar dari penduduk di pulau Sumba ini aadalah pemeluk yang kusyu sangat berbakti kepada arwah serta pada para leluhurnya, Khususnya kepada bapak besar bersama, leluhur sang pengasal semua suku, menurut sebuah petunjuk dan perhitungan para Rato, Pemimpin suku serta Imam agung para Merapu, Altar megalik dan batu kuburan keramat yang menghias setiap jantung kampung dan dusun (paraingu) adalah bukti pasti akan kepercayaan animisme itu.


Sumba adalah sebuah pulau yang memiliki padang savana para kuda liar yang sangat kuat dan dikenal dengan penjelajah lorong, lembah serta pulau berbatu warisan leluhur. Binatang yang sangat kuat di pulau Sumba ini semakin marak perang akbar pasaloanya, perang dengan cara melemparkan lembing kayu sambil memcu kuda, ini bertujuan untuk menyambut putri nyele, putri nyele ini adalah seorang putri catik yang berubah wujud menjelma menjadi wujud cacing laut, Nama Pasola ini  berasal dari kata "Sola" atau "Hola" yang memiliki arti sejenis kayu yang di pakai untuk saling melempar dari atas kuda yang sedang kencang di pacu oleh dua kelompok yang bertanding, setelah mendapat himbuan permainan. jadi Pasola ini adalah permainan ketangkasan beberapa orang yang saling melemparkan kayu dari kuda yang di pacunya. 
Upacara Palsola dari Pulau Sumba

Biasanya upacara Pasola ini di tampilkan di pulau Sumba barat setahun sekali pada bulan Februari bertempat di kodi dan Lamboya, sedangkan pada bulan maret di  Wanokaka. pelaksanaan Psola ini dilakukan di sebuah ladang luas, dan disaksikan oleh para masyarakat Kabisu dan Paraingu dari dua kelompok yang akan bertanding  dan juga disaksikan oleh masyarakat umum. sedangkan para peserta yang memainkanya adalah para laki-laki pilih tanding dari kedua Kabisu yang harus menguasai dua keterampilan sekaligus yakni memacu kuda secepat mungkin dan melempar lembing (hola). Pasola biasanya menjadi klimaks dari seluruh rangkaian kegiatan dalam rangka pesta nyale.

Asal usul Pasola

Pasola ini berasal dari sebuah permasalahan yang melibatkan perempuan janda yang cantik jelita, sebagaimana yang telah di ceritaakan dalam hikayat orang Waiwuang, alkisah ada tiga bersaudara yaitu Yagi Waikareri, Ngongo tau masusu, dan Umbu dula yang memberi tahu warga Waiwuang jika mereka akan melaut, tetapi nyataanya mereka malah pergi ke daerah selatan pantai Sumba Timur untuk menganbil padi, Setelah di tunggu sekian lama dan dicari kesana kemari ternyata tidak membuahkan hasil, Warga Waiwuang merasa yakin jika ke tuga bersaudara pemimpin mereka itu telah meninggal dunia, lalu mereka pun mengadakan perkabungan dengan berbela sungkawa atas kepergian para pemimpin ke tiga bersaudara tersebut.

Upacara Palsola dari Pulau Sumba
 Dalam kedukaan mahadahsyat itu, janda cantik jelita `almarhum’ Umbu Dulla, Rabu Kaba mendapat pelabuhan hati Rda Gaiparona, si gatotkaca asal Kampung Kodi. Mereka terjerat dalam asmara dan saling berjanji menjadi kekasih, Akan tetapi adat tidak menghendaki pernikahan mereka, oleh karena itulah mereka memutuskan untuk nekat kawin lari, janda cantik jelita tersebut di bawa oleh kekasihnya Teda Gaiporana ke kampung halamanya. seiring berjalanya waktu, ke tiga pemimpin warga Waiwuang (Ngongo Tau Masusu, Yagi Waikareri dan Umbu Dula) yang pada sebelumnya sudah di nyatakan meninggal dunia oleh para pengikutnya tiba tiba saja muncul kembali ke kampung halamanya, warga Waiwuang pun menyambut mereka dengan penuh suka cita.

Akan tetapi mendung duka tak dapat dibendung saat Umbu Dulla menanyakan tentang istrinya. “Yang mulia Sri Ratu telah dilarikan Teda Gaiparona ke Kampung Kodi,” jawab warga Waiwulang pilu. kkemudian seluruh warga Waiwunang di perintahkan untuk mencari pasangan tersebut, pada ahinya kedua pasanga tersebut di temukan di kaki gunung Bodu Hula. Meskipun telah di temukan warga Waiwuang, meskipun berhasil di temukan warga Waiwuang  di kaki gunung Bodu Hula, Rabu kaba tidak ingin kembali ia tidak ingin dipisahkan lagi oleh sang kekasihnya yang telah meluluhkan segala rasa cinta dan kasih sayang yang pernah diberikannya kepada sang mantan suami, Umbu Dula.

Lalu Rabu Kaba meminta Teda Gaiporana untuk bertanggung jawab dengan cara mengganti belis yang di terima dari keluarga Umbu Dulla, kemudian Teda Gaiporana pun menyanggupimy dan membayar belis pengganti. setelah seluruh belis di lunasi di adakanlah upacara pernikahan pasangan Rabu Kaba dengan Teda Gaiparona. Pada akhir pesta pernikahan keluarga, Teda Gaiparona berpesan kepada warga Waiwuang agar mengadakan pesta nyale dalam wujud pasola untuk melupakan kesedihan mereka karena kehilangan janda cantik, Rabu Kaba. Atas dasar hikayat ini, setiap tahun warga kampung Waiwuang, Kodi dan Wanokaka, di Sumba Barat mengadakan bulan (wula) nyale dan pesta pasola. 

Akar pasola yang tertanam jauh dalam budaya masyarakat Sumba Barat menjadikan pasola tidak sekadar keramaian insani dan menjadi terminal pengasong keseharian penduduk. Tetapi menjadi satu bentuk pengabdian dan aklamasi ketaatan kepada sang leluhur. Pasola adalah perintah para leluhur untuk dijadikan penduduk pemeluk Marapu. Karena itu pasola pada tempat yang pertama adalah kultus religius yang mengungkapkan inti religiositas agama Marapu. Hal ini sangat jelas pada pelaksanaan pasola, pasola diawali dengan doa semadhi dan Lakutapa (puasa) para Rato, foturolog dan pemimpin religius dari setiap kabisu terutama yang terlibat dalam pasola. Sedangkan sebulan sebelum hari H pelaksanaan pasola sudah dimaklumkan bulan pentahiran bagi setiap warga Paraingu dan pada saat pelaksanaan pasola, darah yang tercucur sangat berkhasiat untuk kesuburan tanah dan kesuksesan panenan. Bila terjadi kematian yang disebabkan oleh permainan pasola, dipandang sebagai bukti pelanggaran atas norma adat yang berlaku, termasuk bulan pentahiran menjelang pasola.

Pada tempat kedua, pasola merupakan satu bentuk penyelesaian krisis suku melalui `bellum pacificum’ perang damai dalam permainan pasola. Peristiwa minggatnya janda Rabu Kaba dari Keluarga Waiwuang ke keluarga Kodi dan beralih status dari istri Umbu Dulla menjadi istri Teda Gaiparona bukanlah peristiwa nikmat. Tetapi peristiwa yang sangat menyakitkan dan tamparan telak di muka keluarga Waiwuang dan terutama Umbu Dulla yang punya istri. Keluarga Waiwuang sudah pasti berang besar dan siap melumat habis keluarga Kodi terutama Teda Gaiparona. Keluarga Kodi sudah menyadari bencana itu. Lalu mencari jalan penyelesaian dengan menjadikan seremoni nyale yang langsung berpautan dengan inti penyembahan kepada arwah leluhur untuk memohon doa restu bagi kesuburan dan sukses panen, sebagai keramaian bersama untuk melupakan kesedihan karena ditinggalkan Rabu Kaba. 

Pada tempat ketiga, pasola menjadi perekat jalinan persaudaraan antara dua kelompok yang turut dalam pasola dan bagi masyarakat umum. Permainan jenis apa pun termasuk pasola selalu menjadi sarana sosial ampuh. Apalagi bagi kedua kabisu yang terlibat secara langsung dalam pasola.
Selama pasola berlangsung semua peserta, kelompok pendukung dan penonton diajak untuk tertawa bersama, bergembira bersama dan bersorak-sorai bersama sambil menyaksikan ketangkasan para pemain dan ringkik pekikan gadis-gadis pendukung kubu masing-masing. Karena itu pasola menjadi terminal pengasong keseharian penduduk dan tempat menjalin persahabatan dan persaudaraan.
Sebagai sebuah pentas budaya sudah pasti pasola mempunyai pesona daya tarik yang sangat memukau. Oleh karenanya pemerintah dan seluruh warga masyarakat setempat sangat mendukung untuk menjadikan kegiatan PASOLA sebagai salah satu `mayor event’ yang pantas menjadi kekayaan budaya bangsa yang tak ternilai harganya.


Senin, 27 April 2015

Upacara adat Toraja Rambu Solo

Upacara adat Toraja Rambu Solo
Upacara Rambu solo
 Rambu Solo ini merupakan salah satu ritual budaya yang berasl dari Toraja, Rambu solo adalah upacara yang berhubungan dengan rasa duka, Rambu Solo ini adalah upacara adat kematian para masyarakat Toraja yang bermaksud untuk menghormati serta mengantarkan arwah seseorang yang telah meninggal dunia menuju ke alam roh, yakni kembali kepada keabadian bersama dengan para leluhur mereka yang terlebih dahulu berpulang di sebuah tempat peristirahatanya yang di sebut dengan "Puya" yang menurut kepercayaan masyarakat Toraja berada di selatan serta di jaga oleh Puang Lalondong, upacara ini lah yang menentukan apakah orang yang telah meninggal tersebut akan menjadi arwah gentayangan (Bambo), arwah yang mencapai tingkay dewa (To kembali pulang), ataupun menjadi dewa pelindung (Deata), seseorang akan dikatakan sudah benar-benar meninggal jika sudah melangsungkan upacara ini, oleh sebab itu upacara ini sering di sebut juga sebagai penyempurna kematian, untuk itulah para masyarakat Toraja mewajibkan untuk melaksanakan upacara ini dengan cara apapun sebagai bentuk rasa pengabdian kepada orang tua yang telah meninggal, upacara ini di langsungkan pada siang hari, pada saat matahari mulai condong ke barat, dan biasanya membutuhkan waktu 2 sampai 3 hari, bahkan juga bisa mencapai dua minggu untuk kalangan bangsawan.

Kemeriahan upacara Rambu Solo’ ditentukan oleh status sosial keluarga yang meninggal dunia, hal ini di tentukan dengan jumlah hewan yang di korbankanya, senakin banyak hewan yang di korbankan maka semakin tinggi juga status sosialnya, Keluarga para bangsawan biasanya mengorbankan kerbau yang berjumlah 24 hingga 100 ekor, sedangkan bagi masyarakat golongan menengah menyembelih 8 ekor kerbau di tambah dengan 50 ekor babi. suku Toraja
Upacara adat Toraja Rambu Solo
Proses pemotongan kerbau
mempercayai jika arwah membutuhkan kerbau untu melakukan perjalananya dan menjadi lebih cepat mencapai Puya jika ada banyak kerbau, Nilai suatu kerbau dalam masyarakat Toraja tidak hanya dilihat dari umur dan besarnya saja, namun juga di pandang dari warna kulitnya, letak pusaran bulunya, dan reputasinya saat adu kerbau, kerbau yang paling mahal di Tana Toraja adalah kerbau belang, harga dari kerbau belang ini bisa mencapai ratusan juta rupiah, pada awalnya upacara ini hanya mampu digelar oleh seorang bangsawan atau yang memiliki strata sosial yang tinggi, namun kini hal tersebut sudah tidak berlaku lagi dikarenakan sudah banyak masyarakat Toraja yang berasal dari strata sosial yang rendah namun karena memiliki kemampuan ekonomi yang tinggi, sehingga mampu menggelar upacara ini.

Upacara Rambu Solo terbagi dalam beberapa tingkatan yang mengacu pada strata sosial masyarakat Toraja, yakni:


-  Dipasangbongi: Upacara pemakaman yang hanya dilaksanakan dalam satu malam saja.

-  Dipatallung bongi: Upacara pemakaman yang berlangsung selama tiga malam dan dilaksanakan dirumah almarhum serta dilakukan pemotongan hewan.

-  Dipalimang bongi: Upacara pemakaman yang berlangsung selama lima malam dan dilaksanakan disekitar rumah almarhum serta dilakukan pemotongan hewan.

-  Dipapitung bongi:Upacara pemakaman yang berlangsung selama tujuh malam yang pada setiap harinya dilakukan pemotongan hewan.

Upacara Rambu Solo ini merupakan salah satu budaya di Indonesia yang mencerminkan semangat gotong royong dan kebersamaan masyarakat Toraja, Rakyat Toraja dikenal dengan semboyanya yaitu " Misa kada dipotuo pantan kada
Upacara adat Toraja Rambu Solo
Proses pengantaran zanajah
dipomate" yang memiliki arti kurang lebih hampir sama dengan bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. serta nilai sosial yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Toraja ini, hal ini bisa dilihat dari persiapan upacara adat yaitu proses pembuatan tenda atau pondok, puluhan sampai ratusan pondokan dapat selesai dalam waktu beberapa hari saja berkat kerja sama masyarakat setempat di tempat upacara tersebut dilaksanakan, Suatu masyarakat dalam suatu wilayah tertentu tempat dilaksanakannya upacara ini disebut dengan Pa’tondokan. Pa’tondokan ini juga lah yang menyediakan perlengkapan yang diperlukan dalam melaksananakan upacara rambu solo.

Tahap pertama dalam upacara Rambu Solo ini dimulai denggan pembungkusan mayat atau Ma'tudan mebalun. lalu dilanjutkan dengan Ma,roto adalaah proses penghiasan peti zenajah yang menggunakan emas dan perak, kemudian disusul dengan proses Ma; popengkalao alang yakni proses perarakan jasad dari mulai dari Tongkonan ke sebuah pondokan yang bentuknya seperti menara yang disebut Lakkian, Lakkian ini adalah bangunan yang paling tinggi diantara lantang-lantang yang berada di rante, Lakkien ini terbuat dari pohon bambu dengan membentuk rumah adat Tana Toraja, kemudian zenajah di baringkan diatas Lakkien sebelum di kubur, setelah zanajah sampai di Lakkien, acara berikutnya adalah penerimaan tamu, yaitu sanak saudara dari zanajah.

Sebelum kerbau-kerbau disembelih, juga terdapat atraksi budaya berupa adu kerbau (ma’pasilaga tedong). Biasanya kerbau-kerbau menang dalam adu kerbau ini tidak disembelih melainkan dilelang dan uangnya disumbangkan ke tempat ibadah seperti Gereja. Penyembelihan kerbau pun dilakukan dengan cara yang sangat unik, dan merupakan ciri khas masyarakat Tana Toraja yaitu menebas leher kerbau hanya dengan sekali tebasan.

Selain acara adu kerbau, di upacara rambu solo juga dipentaskan beberapa kesenian daerah. Salah satunya adalah ma’badong. Ma’badong merupakan tarian kedukaan yang diadakan dalam upacara ritual kematian masyarakat Tanah Toraja. Tarian ini dilakukan secara berkelompok pada umumnya oleh kaum pria, baik muda atau pun tua, namun wanita juga tidak dilarang. ara penari (pa’badong) membentuk sebuah lingkaran dan saling mengaitkan jari kelingking sambil melantunkan syair dan nyanyian ratapan disertai gerakan tangan dan langkah kaki yang disesuaikan dengan irama lagu. Dulu para ma’badong mengenakan kostum serba hitam namun seiring dengan perkembangan zaman, kostum yang dipakai tidak lagi berwarna hitam. Penari ma’badong bergerak dengan gerakan langkah yang silih berganti. Suasana malam itu menjadi tambah sakral ketika para penari melantunkan syair atau lagu kesedihan (Kadong Badong). Lantunan syair ma’badong ini berisikan riwayat manusia mulai dari lahir hingga mati dan do’a, agar arwah si mati diterima di negeri arwah (Puya) atau alam di alam baka. Lagu dilantunkan oleh si penari ini tidak menggunakan not. Syair dan lagu berisikan semacam catatan sejarah tentang keluhuran budi dan kebesaran jasa tokoh yang telah meninggal dunia tersebut. Lagu atau syair tersebut disebut “Bating” . Bating ini di suarakan oleh Indo’ badong yang mana Indo’ badong tersebut bertugas untuk mengatur setiap syair yang dilantunkan dan bentuk iramanya.


Prosesi terakhir upacara Rambu Solo adalah penguburan. Kuburan orang Toraja sendiri dibuat di bagian atas tebing di ketinggian bukit batu. Karena menurut kepercayaan Aluk To Dolo (Agama asli Tana Toraja), semakin tinggi tempat jenazah tersebut diletakkan, maka semakin cepat pula rohnya sampai ke nirwana. Namun kini, setelah masuknya agama Nasrani dan Islam, jenasah mulai dikuburkan di dalam suatu makam berbentuk rumah atau biasa disebut Patane ataupun dikuburkan di dalam tanah. Hanya orang tertentu saja yang ditaruh di atas tebing atau bukit batu.